SATELITNEWS.COM, TANGERANG – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kabupaten Tangerang lengkapi layanan aplikasi yang dikhususkan untuk pengaduan atau konsultasi permasalahan rumah tangga, perempuan dan anak, melalui Sistem Informasi Sayang Barudak (Sisabar).
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Tangerang, Asep Suherman mengatakan, aplikasi tersebut dapat diakses melalui website sisabar.tangerangkab.go.id. Menurutnya, masyarakat dapat mengadu atau meminta saran dalam ihwal permasalahan-permasalahan yang terjadi di dalam rumah tangga. Jadi, aplikasi tersebut tidak hanya mengadukan persoalan anak saja.
Langkah tersebut, kata Asep, dilakukan guna memudahkan masyarakat untuk mengadukan permasalahan yang dialami kaitan rumah tangga, kejadian pelecehan seksual dan sebagainya. Menurutnya, jangan sampai rumah tangga yang seharusnya dijaga hingga akhir hayat, namun kandas di tengah jalan.
“Ini mereka yang tadinya tabu untuk mengungkapkan permasalahan rumah tangga, konsultasi, dengan adanya aplikasi Sisabar ini diharapkan bisa membantu permasalahan rumah tangga yang diambang kehancuran, untuk digiring menjadi keutuhan rumah tangga,” ujar Asep kepada Satelit News, Minggu, (11/6).
Lanjut Asep, bahkan pihaknya telah menyiapkan para psikolog untuk mengoptimalkan layanan tersebut. Selain itu, terdapat juga layanan konsultasi melalui pesan singkat WhatsApp yang ada di dalam fitur aplikasi tersebut.
“Mudah-mudahan dengan adanya aplikasi Sisabar, masyarakat mau mengungkap permasalahan rumah tangga. Intinya kita bisa menekan perpisahan, bisa menekan perceraian, jangan sampai perceraian setiap tahun, setiap bulan meningkat,” katanya.
Menurut Asep, pentingnya layanan konsul atau curhat sangat diperlukan. Pasalnya, hubungan rumah tangga yang minim terjalinnya komunikasi, membuat kedua pasangan menjadi keras kepala dan tidak sehati lagi.
Sehingga, lanjut Asep, dengan adanya layanan konsultasi dengan psikolog yang telah disiapkan, masyarakat bisa lebih terbuka demi tujuan keharmonisan hubungan rumah tangga. Dengan begitu, angka perceraian dan broken home terhadap anak bisa diminimalisir.
“Karena terkadang hubungan rumah tangga dengan tidak adanya komunikasi, mereka saling keras kepala. Tidak adanya sehati, kedua belah pihak jadi liar. Diharapkan dengan arahan-arahan dari psikolog, bisa membantu memecahkan permasalahan-permasalahannya,” jelas Asep.
Kendati demikian, Asep menyampaikan, saat ini pihaknya telah mendapatkan 66 laporan pegaduan. Menurutnya, semua pengaduan tersebut, tercatat dari Januari hingga Juni 2023.
“66 pengaduan dari Januari sampai Juni. Segala macam, yang pacaran juga ada,” tandasnya. (alfian/aditya)
Diskusi tentang ini post