SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Hari terakhir pelaksanaan Festival Peh Cun 2023 Kota Tangerang diisi dengan perahu naga di Sungai Cisadane. Perlombaan di semi final dan final untuk memperebutkan juara.
Diketahui, perahu naga menjadi salah satu rangkaian yang paling ditunggu oleh para pengunjung. Ribuan masyarakat memadati pinggiran sungai Cisadane untuk menyaksikan para peserta mendayung perahu berkepala naga hingga ke garis finish.
“Untuk masyarakat sendiri itu animonya sangat meriah sekali, apalagi festival ini sudah absen selama 3 tahun jadi euforianya sangat ditunggu sekali, bahkan tadi saya dengar ada yang dari Jakarta juga,” ujar Elsa, salah satu Humas Peh Cun 2023 di lokasi, Minggu, (25/6/2023).
Sebagai informasi, festival yang digelar selama lima hari ini juga diisi dengan berbagai kegiatan. Seperti pameran foto Peh Cun, pentas seni wayang potehi, barongsai, ritual mendirikan telur, hingga lomba menangkap bebek di Sungai Cisadane.
“Dari tanggal 21 itu rangkaian ada memandikan perahu papak yang akan dilombakan. Tanggal 22 ada sembahyang dan mendirikan telur melempar bacang juga. Kemarin ada acara penyisihan lomba perahu naga dan malam ada pelepasan replika lentera perahu naga serta hari ini semi final perahu naga,” jelasnya.
Sebagai informasi, Peh Cun merupakan salah satu tradisi yang dilaksanakan oleh masyarakat Cina Benteng Kota Tangerang. Istilah Cina Benteng yang melekat pada warga ketuurnan di wilayah tersebut karena dahulu pernah berdiri Benteng VOC Batavia.
Peh Cun menjadi festival penting dalam sejarah dan kebudayaan Tionghoa. Perayaan yang selalu diperingati setiap tanggal 5 bulan 5 dalam penanggalan Kong Hu Cu tersebut selalu dirayakan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Di Indonesia, perayaan Peh Cun rutin dilaksanakan di berbagai daerah, seperti Semarang, Yogyakarta, hingga Tangerang. Selain itu, perayaan Peh Cun di Sungai Cisadane, Tangerang, merupakan salah satu yang tertua di Indonesia. Saat ini festival Peh Cun telah ditetapkan oleh Kemendikbud sebagai warisan budaya tak benda.
“Jadi sejarah Peh Cun ini berawal dari seorang menteri di Tiongkok bernama Cuh Yen dari negara Cu yang dia karena setia dan berjiwa patriot melihat negaranya hancur dia merasa kecewa dan dia melepaskan diri ke Sungai Nilun karena masyarakat ini sangat menghargai menteri ini mereka mencari jasadnya beliau ke Sungai Nilun dengan mendayung perahu maka itu disebut Peh Cun (mendayung perahu),” ungkap Elsa.
Leoni, salah satu warga Periuk Kota Tangerang mengaku sangat antusias dengan kembali digelarnya Peh Cun. Pasalnya, kata dia, festival dari etnis Tionghoa menandakan keberagaman yang ada di kota berjuluk seribu industri sejuta jasa ini. “Bagus juga jadi hiburan masyarakat yah. Apalagi ini salah satu kebudayaan yang ada di Kota Tangerang jadi bisa sambil memperkenalkan anak-anak tentang budaya di Kota kelahirannya,” pungkasnya. (mg03)
Diskusi tentang ini post