SATELITNEWS.COM, TANGERANG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang meminta kepada masyarakat untuk mewaspadai penyebaran penyakit chikungunya, yang disebabkan inveksi virus nyamuk Aedes Albopictus.
Kepala Dinas Kabupaten Tangerang Muchlis mengatakan, bahwa pihaknya telah menemukan beberapa kasus penyakit chikungunya di wilayah Kabupaten Tangeranng. Menurutnya, saat ini chikungunya dan DBD sudah mulai rawan.
“Karena sekarang sudah mulai rawan terjangkitnya penyakit cikungunya dan DBD,” kata Muchlis kepada Satelit News, Senin (31/7).
Maka dari itu, Muchlis meminta masyarakat untuk bisa lebih menjaga kebersihan lingkungan, mulai dari membersihkan ruangan rumah, halaman dan tidak membuang sampah secara sembarangan.
Selain itu, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat untuk tetap peduli terhadap kebersihan lingkungan dan menggencarkan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), guna terhindar penyakit chikungunya.
Kata Muchlis, gejala chikungunya itu sangatlah mirip dengan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), seperti suhu tubuh panas, pusing, nyeri pada persendian, dan terjadi penurunan trombosit.
“Namun tidak terjadi pendarahan seperti gejala DBD. Maka dari itu, masyarakat harus menjaga kebersihan,” ujarnya.
Saat disinggung terkait jumlah chikungunya secara terperinci, Muchlis mengaku, bahwa Dinkes Kabupaten Tangerang belum dapat menyampaikan jumlah data kasus secara rinci. Dikarenakan, pihaknya masih melakukan proses pendataan.
“Untuk laporan kasus memang tidak begitu meningkat chikungunya ini. Kemungkinan sama dengan kasus DBD seperti di tahun sebelumnya,” kata Muchlis.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinkes Kabupaten Tangerang, Sumihar Sihaloho menambahkan, chikungunya menjadi penyakit yang paling rawan terjadi pada saat perubahan cuaca, sehingga masyarakat harus melakukan antisipasi sedini mungkin.
“Masyarakat harus melakukan antisipasi sedini mungkin, agar chikungunya bisa diantaisipasi,” pungkasnya. (alfian/aditya)
Diskusi tentang ini post