SATELITNEWS.COM, TANGERANG--Film It Lives Inside tidak hanya menyuguhkan horor supranatural yang menegangkan. Tetapi juga penuh pesan moral dan melibatkan unsur psikologis tentang bagaimana energi negatif dalam diri seseorang bisa mencelakainya dan orang-orang disekitarnya.
Film akan menawarkan sesuatu yang berbeda dengan membawa nilai-nilai budaya India yang kental di tengah modernisme masyarakat Amerika. Hal ini akan digambarkan melalui sudut pandang karakter utama dalam film, Samidha, seorang remaja India – Amerika.
Poorna, Ibu Sam, berpegang teguh dengan budaya India dan ajaran agama Hindu. Hal itu terlihat dalam beberapa adegan seperti ketika ia menegur Sam agar tidak bersiul karena dianggap bisa mengundang setan dan melarang Sam pergi keluar bersama teman-temannya di Hari Puja.
Sebagai seorang remaja yang memiliki kehidupan di Amerika, Sam seolah ingin membongkar nilai-nilai tradisional semacam itu dari dalam dirinya. Meski ia seorang India namun lingkungan sosialnya di Amerika telah membentuk karakter baru Sam. Ia tidak ingin dianggap berbeda hanya karena minoritas.
Dia berusaha menyesuaikan diri dengan teman-temannya yang merupakan penduduk asli. Ia menjauh dari Tamira, teman masa kecilnya yang sama-sama orang India. Sam bahkan menolak berdialog dengan Bahasa Hindi saat di rumah.
Ia lebih suka menggunakan bahasa Inggris. Selain itu, ia tak senang dipanggil dengan nama aslinya Samidha dan memilih dipanggil Sam.
Tamira menjadi perbincangan buruk di sekolah. Gadis itu tidak bergaul dengan anak-anak lain dan selalu memasang wajah lelah sambil memegang toples yang tak seorang pun tahu apa isinya.
Suatu hari, Tamira memberanikan diri menghampiri Sam dan menceritakan masalahnya. Namun itu justru membuat Sam kesal karena menganggap Tamira mengada-ada. Ia pun tak sengaja memecahkan toples Tamira.
Sejak saat itu petaka pun dimulai. Tamira menghilang secara tiba-tiba dan Sam terus dihantui mimpi-mimpi buruk. Karena merasa bersalah atas hilangnya Tamira, Sam berusaha mencarinya dan mengungkap kebenaran cerita yang gadis itu sampaikan.
Tamira mendapatkan toples itu dari rumah keluarga Choudary. Sam semakin gencar mencari informasi tentang kematian tak wajar seluruh anggota keluarga Choudary serta hubungannya dengan Tamira.
Ayah Sam mengatakan bahwa semua bermula dari putra Choudary yang bernama Karan. Saat itu Karan mulai berbicara dengan sesuatu tak kasat mata.
Untuk kedua kalinya, Sam dan Russ mengunjungi rumah keluarga Choudary untuk menemukan buku harian Karan yang sempat terjatuh sebelumnya. Buku itu merupakan bukti kuat untuk mengungkap hal-hal aneh yang terjadi belakangan di mana semua itu tidak bisa dijelaskan secara logika.
Sayangnya, itu menjadi kali terakhir Sam melihat Russ. Dengan mata kepala sendiri, Sam menyaksikan pemuda tanggung yang tengah duduk di atas ayunan itu tiba-tiba diserang sesuatu tak kasat mata hingga meregang nyawa.
Bagi yang penasaran dengan kisah lengkapnya bisa menyaksikan di bioskop Indonesia.(bbs/san)
Diskusi tentang ini post