Sebanyak 598 Gardu PLN Dipadamkan Akibat Bencana
satelitnews.com, BANTEN–13 Hari setelah musibah banjir bandang melanda sebagian wilayah Jabodetabek dan Banten, awal tahun 2020 lalu yang mengakibatkan sebanyak 598 gardu PLN seBanten harus dipadamkan guna menjaga keselamatan warga agar terhindar dari bahaya arus listrik.
Terpantau hingga pukul 12.00 WIB, Rabu (14/1) sudah 97 persen atau sebanyak 586 gardu sudah menyala kembali. Hanya tersisa 12 gardu yang masih mengalami pemadaman, tersebar di daerah Banten Selatan atau tepatnya daerah yang mengalami banjir bandang di Kabupaten Lebak.
Pekerjaan perbaikan 12 gardu padam baru bisa dilanjut kembali, setelah infrastruktur akses jalan diselesaikan oleh dinas terkait. Karena, hingga kini masih terkendala akses jalan terputus karena longsor. Beberapa gardu yang masih padam diantaranya, 2 gardu arah Desa Ciparasi, Majahara, Kabupaten Lebak, 4 gardu arah Desa Majasari, 5 gardu arah Desa Sindanglaya, 1 gardu arah Desa Banjarsari, Cilandak.
Manager Komunikasi PLN Unit Induk Distribusi (UID) Banten, Eman, juga mohon maaf dan pengertian warga untuk daerah yang terdampak pemadaman listrik disekitar atau dekat lokasi banjir. Karena katanya, hal itu terpaksa dilakukan demi keselamatan warga yang terdampak banjir.
“Kami imbau masyarakat, apabila wilayahnya mulai tergenang air untuk segera mematikan listrik dari Meter Circuit Breaker (MCB), cabut seluruh peralatan listrik yang masih tersambung dengan stop kontak, naikkan alat elektronik ke tempat yang lebih aman,” kata Eman, Selasa (14/1).
Katanya, apabila aliran listrik disekitar rumah belum padam, segera hubungi Contact Center 123, aplikasi PLN Mobile atau Kantor PLN terdekat, meminta bantuan untuk dipadamkan. “Setelah banjir surut, pastikan semua alat elektronik dan jaringan listrik dalam keadaan kering. PLN juga memastikan semua jaringan distribusi listrik dalam keadaan kering, dan aman untuk menyalurkan energi listrik,” tambahnya.
Ditambahkannya, sejauh ini pihaknya berupaya optimal untuk mempercepat pemulihan jaringan listrik di daerah terdampak bencana. Sehingga, bukan hanya personil mobile yang diterjunkan. Melainkan, ada beberapa tim satuan atau petugas lainnya yang harus bertugas di lapangan all time.
“Intinya, semua tim kami kerahkan. Koordinasi intens dengan semua jajaran, juga kami lakukan. Kami berharap, semua pulih dan taka da korban lagi,” imbuhnya. (mardiana)
Diskusi tentang ini post