SATELITNEWS.COM, SERANG— Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten hingga saat ini masih terus berupaya untuk meningkatkan penyerapan pupuk bersubsidi. Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Banten mengalami permasalahan yang cukup kompleks dalam penyerapan pupuk subsidi mulai dari permasalahan di kios hingga petani.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, Agus M Tauchid mengatakan bahwa memasuki akhir tahun 2024, penyerapan pupuk masih terbilang cukup rendah.
“Ini penyerapan data pupuk yang masuk kepada kami, bersyukur ya urea sudah bisa menyentuh di atas 50 persen. Dari alokasi 88.000 ton. Juga untuk NPK, dari alokasi 76.000 ton, sudah bisa menyentuh di atas 46 persen,” kata Agus, Kamis (12/12).
Agus juga menjelaskan, bahwa setidaknya masih ada sekitar 40 persen petani bandar di Banten belum menebus pupuk bersubsidi yang pemerintah sediakan.
“Ini yang belum menebus banyak, berbagai faktor, bisa dari data rangkap dengan data yang ada di ERDKK, juga dengan data perubahan penggarapan. Karena petani bandar kita 60 persen adalah penggarap. Tapi, terlepas daripada masalah itu, kami tetap ingin petani bandar semua masuk kepada EDRKK,” jelasnya.
“Yang menjadi masalah adalah kemampuan dari petani menembus pupuk. Kios penyalur, dia tidak mau menyiapkan pupuk kalau tidak ada yang order,” sambungnya.
Dirinya juga mengaku pesimis bahwa penyerapan pupuk bersubsidi di Provinsi Banten bisa 100 persen terserap. Bahkan, dia mengaku bahwa paling tinggi penyerapan pupuk di Banten hanya mencapai 55 persen.
“Walaupun sampai dengan akhir tahun, urea Banten paling hebatnya bisa mencapai 55 persen dari angka 88.000 ton,” ujarnya
“Kalau target (penyerapan, red) tidak ada masalah. Yang jadi masalah, menebusnya. Kalau pupuk teralokasi luar biasa cukup,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Banten, Babar Suharso mengatakan bahwa sebagai upaya untuk memaksimalkan penyerapan pupuk di Banten, pihaknya akan memaksimalkan keberadaan kios pupuk yang saat ini sudah ada dan terdata di pihaknya.
“Kita optimalkan kios yang ada. Belum tentu nambah (kios, red), yang penting kios yang ada diaktifkan,” tandasnya. (mpd/bnn/gatot)
Diskusi tentang ini post