SATELITNEWS.ID, LEBAK—Pandemi Corona atau Covid-19 berdampak terhadap kehidupan masyarakat Indonesia. Di pelosok Kabupaten Lebak, guru harus bekerja ekstra menyambangi rumah siswa untuk mengajar karena terkendala jaringan dan ketiadaan telepon seluler.
Aan Nani Sumarni salah satunya. Seorang guru agama di Sekolah Dasar Negeri 1 Cisangu, Kecamatan Cibadak, harus menyambangi murid muridnya agar tetap bisa belajar. Pembelajaran secara klaster tersebut dilakukan kepada siswa yang tidak memiliki ponsel.
Kondisi ekonomi orangtua siswa di Cisangu, cukup memprihatinkan. Sebagian orangtua siswa belum memiliki telepon seluler, sehingga kegiatan belajar mengajar (KBM) tidak bisa dilaksanakan secara daring (dalam jaringan).”Seminggu empat kali saya harus menyambangi rumah siswa untuk mengajar. Lokasinya tentu enggak mudah dijangkau kendaraan. Kadang harus melintasi pematang sawah untuk sampai ke rumah siswa,” kata Aan Nani Sumarni, kemarin.
Dalam sehari, Aan Nani harus mengunjungi beberapa kampung di Desa Cisangu. Karena, siswa yang akan mengikuti KBM dibagi beberapa kelompok dan disesuaikan dengan lokasi rumahnya masing-masing. Jika lokasinya berdekatan maka akan dikumpulkan di salah satu rumah.”Jumlah siswa yang belajar dibatasi hanya lima orang. Ini untuk mencegah penyebaran Virus Corona,” ujarnya.
Aan berharap, para siswa tetap semangat dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Pandemi Corona jangan sampai mengurangi semangat anak-anak untuk menimba ilmu. Apalagi, guru siap menyambangi rumah orangtua siswa untuk melaksanakan tugas mendidik generasi muda Lebak.
“Saya selalu berikan motivasi kepada anak-anak untuk tetap semangat belajar. Enggak ada alasan untuk malas-malasan,” tegasnya seraya menambahkan wabah Corona segera berakhir sehingga KBM dapat berjalan normal kembali.
Kepala Dindikbud Lebak, Wawan Ruswandi mengatakan, saat ini terdapat beberapa sekolah di wilayah Kabupaten Lebak yang menggelar pembelajarannya secara klaster. Katanya, klaster sendiri merupakan salah satu metode luar jaringan (luring) dengan cara tenaga pendidikan atau guru menghampiri secara langsung siswa dikediamannya masing-masing secara berkelompok.”Banyak, kemarin saja melakulan monitor ada guru yang langsung menghampiri siswa -siswanya. Itu merupakan bagian dari metode luring atau luar jaringan,” pungkasnya. (mulyana/made)