SATELITNEWS.ID, SERANG—Menjelang pelaksanaan uji coba kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka, kasus terkonfirmasi positif di Kota Serang melonjak cukup signifikan. Dalam empat hari terakhir, tercatat Kota Serang mengonfirmasi sebanyak 10 kasus positif. Bahkan tiga diantaranya merupakan pelajar.
Kendati demikian, Pemkot Serang tetap ngotot akan melangsungkan KBM secara tatap muka. Alasannya, hal itu merupakan keinginan dari masyarakat. Pemkot Serang pun mengaku akan bertanggungjawab apabila dalam kebijakan itu terjadi klaster baru Covid-19.
Walikota Serang, Syafrudin, mengatakan bahwa pihaknya akan tetap melaksanakan KBM tatap muka pada hari ini (18/8). Menurutnya hal itu merupakan keinginan masyarakat agar sekolah kembali dibuka dan melakukan pembelajaran seperti biasa.
“Kami mencoba mengikuti keinginan masyarakat, karena anak-anak sudah mulai jenuh selama empat bulan berada di rumah,” ujarnya saat ditemui di Puspemkot Serang seusai melangsungkan upacara kemerdekaan Indonesia, Senin (17/8).
Pihaknya juga akan memberikan surat edaran (SE) ke tiap sekolah melalui Dindikbud, sekaligus melakukan rapid test kepada seluruh guru. Ia menargetkan pelaksanaan rapid test kepada guru dapat diselesaikan dalam satu minggu ini.
“Jadi besok akan kami coba mulai dengan surat edaran dan sambil berjalan rapid test untuk guru dilakukan, mudah-mudahan minggu ini selesai. Uji coba dulu tingkat SD dan SMP, dan kami akan kami evaluasi setelah satu atau dua minggu ke depan,” ucapnya.
Dalam kondisi seperti ini, Syafrudin mengatakan bahwa Pemkot Serang harus mengambil sikap yang tegas. “Karena dengan keadaan seperti ini (pandemi) masyarakat kita nanti akan tertinggal (pelajaran). Jadi kami harus mengambil sikap,” kata dia.
Akan tetapi, ia menyarankan kepada para orang tua siswa yang merasa khawatir, agar tidak perlu memaksakan anaknya untuk melangsungkan KBM tatap muka.
“Riskan memang, khawatir juga pasti, jadi kalau ada orang tua yang khawatir dan takut, anaknya tidak perlu sekolah. Covid-19 ini harus diperangi bukan ditakuti,” ucapnya.
Maka dari itu, Pemkot Serang akan memberikan dua pilihan kepada orang tua untuk kebaikan anaknya. Apabila memang terjadi penularan dalam proses KBM tatap muka ini, Syafrudin menerangkan bahwa Pemkot Serang akan bertanggungjawab.
“Jadi ada daring dan ada luring, kalau orangtuanya takut, belajar di rumah saja. Kalau memang tidak takut boleh ke sekolah, kami akan tetap melakukan uji coba sekolah tatap muka. Jika memang terjadi penularan, pertanggungjawabannya pasti kami obati,” tandasnya.
Sementara itu, Gubernur Banten Wahidin Halim mengingatkan sekolah untuk tidak perlu terburu-buru mengadakan kelas tatap muka. “Harus dikaji betul. Jangan main-main. Harus dipersiapkan infrastrutur sarana dan prasarananya. Gurunya harus bebas dari Covid-19. Jangan sampai guru menjadi transmiter Covid-19,” tegasnya seusai Peringatan HUT RI ke-17, kemarin. (dzh/bnn/gatot)
Diskusi tentang ini post