SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Walikota Tangerang Arief R Wismansyah mengungkapkan Pemkot Tangerang tetap harus meningkatkan kesiapsiagaan penanggulangan bencana meskipun sedang disibukkan dengan penanganan pandemi Covid-19. Salah satu bencana yang harus diperhatikan adalah banjir.
Hal itu diungkapkan Arief R Wismansyah saat meninjau beberapa lokasi genangan air di wilayah Kecamatan Ciledug, Selasa (22/9). Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur sebagian wilayah Kota Tangerang Senin (21/9) malam menyebabkan sejumlah titik di Ciledug tergenang air.
“Semalam curah hujan terbilang cukup tinggi di wilayah Kota Tangerang, sehingga beberapa titik di wilayah Tangerang bagian timur seperti Ciledug tergenang air,” ungkap Arief saat melakukan pengecekan lokasi genangan didampingi Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Decky Priambodo serta Camat Ciledug Kota Tangerang Syarifuddin.
Arief juga mengatakan, di tengah konsentrasi penanganan pandemi Covid-19, Pemerintah Kota Tangerang menekankan pentingnya kesiapsiagaan penanggulangan dampak bencana alam seperti banjir.
“Saluran – saluran air yang kita anggap berpengaruh terjadinya genangan sedang kita lakukan pengecekan,” ujarnya.
Selain itu, Arief mengintruksikan Dinas PUPR Kota Tangerang untuk segera melakukan pengerukan lumpur di tiap sungai, hal ini sebagai salah satu antisipasi agar tidak terjadi luapan air.
“Semua sungai sudah dikeruk secara berkala oleh Dinas PUPR. Nanti coba dikeruk lagi lumpurnya agar terukur elevasi airnya,” jelas Arief.
Untuk itu, Arief mengimbau kepada masyarakat untuk ikut berperan membantu pemerintah dalam menanggulangi banjir, masyarakat harus bisa menjaga lingkungannya, bergotong royong melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar.
“Saya pantau kebanyakan saluran – saluran isinya sampah, warga agar dapat memilah sampah dan membuang pada tempatnya,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan masyarakat soal cuaca ekstrem yang melanda hampir di seluruh Indonesia. Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan bahwa cuaca ekstrem hujan lebat akan terjadi selama sepekan.
“BMKG memprediksikan dalam periode sepekan ke depan, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat dan petir berpotensi terjadi,” kata Guswanto dalam keterangan, Selasa (22/9).
Salah satu peristiwa sebagai dampak cuaca ekstrem ini adalah banjir bandang di wilayah Kabupaten Bogor dan Sukabumi pada Senin (21/9). Tercatat, curah hujan intensitas tinggi hingga 110 mm dalam periode 4 jam dalam pukul 15.00-19.00 teramati di Citeko.
Guswanto meminta masyarakat untuk mewaspadai potensi luapan air di pinggiran Sungai Ciliwung. Masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi genangan yang meluap.
“BMKG telah mengeluarkan informasi prakiraan awal musim hujan tahun 2020, dimana diprediksikan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia akan memasuki periode awal musim hujan mulai akhir bulan Oktober hingga November 2020,” jelas dia.
Secara umum, Guswanto menerangkan bahwa selama bulan September hingga Oktober terdapat periode peralihan musim atau pancaroba dari kemarau ke penghujan. Di mana kondisi hujan tidak merata dapat terjadi dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi singkat.
“Pada masa peralihan musim ini, perlu diwaspadai potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang, angin puting beliung, bahkan fenomena hujan es,” ujar dia. (irfan/gatot)
Diskusi tentang ini post