SATELITNEWS.ID, TANGERANG–Dengan strategi yang tepat, bisnis pisang goreng Pontianak bisa menghasilkan omzet Rp10 juta per bulan. Seperti yang dilakukan Teguh Prayitno (47), pengusaha pisang goreng khas Pontianak dengan merek “FAJAR” di Kota Tangerang dengan modal awal usaha Rp5 juta. Untuk menghasilkan omzet yang besar, dia mendirikan tiga cabang di Tangerang.
“Ada 3 cabang, itu adanya di Karang Tengah, dan 2 yang berada Karawaci. Kita buka mulai jam 9 pagi sampai jam 8 malam,” ujar Teguh kepada Satelit News, Minggu (25/7/2021).
Selain menjual pisang goreng khas Pontianak, dia juga menjajakan kandasturi (kacang hijau yang dibentuk bulat), tape goreng kremes, piscok (pisang cokelat), dan pisang srikaya. Itu dilakukan agar produknya beragam dan bervariasi. Untuk menarik minat pelanggan, Teguh melakukan promo setiap sebulan sekali di E-Commerce.
“Dengan bermodalkan Rp5 juta, kini omzet yang diraih bisa mencapai Rp 10 juta perbulan,” ujarnya.
Teguh juga mengungkapkan, cita rasa suatu produk kuliner turut mendongkrak angka penjualan yang berujung pada peningkatan omzet. Lanjutnya, dalam membuat adonan agar pisang goreng lebih gurih, dia mencampurkannya dengan tepung sagu, tepung beras, kuning telur, gula merah halus, garam, dan air hingga merata.
Kemudian kata Teguh, masuk pada tahap penggorengan, dengan panaskan cukup banyak minyak di dalam wajan hingga mendidih. Sambil menunggu, tambahkan baking powder ke dalam adonan kremes. Setelah itu, tuangkan adonan kremes di atas minyak panas dengan gerakan melingkar. Saat membuat kremes, volume kompor menjadi lebih kecil agar tak gosong.
Saat ditanya apakah ada kendala dalam menghadapi PPKM darurat saat ini, Teguh pun mengaku memang ada kendala pada saat pengiriman. “Selama dua minggu ini, ada pisang dari Pontianak agak lama datangnya, kan kita pesen seminggu sekali 4 kwintal pisang kepok. Saya menggunakan pisang yang berasal dari Pontianak karena lebih manis dan kenyal,” ungkapnya.
Di sela-sela kesibukannya, Teguh juga mengungkapkan alasan dia memilih sebagai pengusaha pisang goreng khas Pontianak. Kata dia, ini karena sudah lelah bekerja di proyek selama 3 tahun. “Saya sebelumnya ikut orang jual pisang goreng di Cakung selama 2 tahun,” tukasnya.
Setelah memulai usaha, pihaknya memamai merek “Fajar” yang tak lain adalah nama adik kandungnya dan ternyata sudah lebih dahulu menjual pisang goreng Pontianak. “Jadi saya ingin membesarkan merek keluarga, karena saat ini sudah banyak nama pisang goreng Pontianak ini,” tandasnya.
Teguh berharap dapat membuka cabang lagi di daerah yang lebih strategis. “Saya sih pengennya buka cabang di Jakarta, karena kan di Tangerang udah ada tiga, dan permintaan juga sudah banyak di sini,” pungkasnya. (mg1/aditya)