SATELITNEWS.ID, TANGERANG–Pandemi Covid-19 memang menggoyahkan ekonomi masyarakat. Namun di tengah situasi yang sulit itu, masih ada kelompok masyarakat yang tetap bisa bertahan dengan usahanya.
Seperti yang dilakukan oleh warga di Perumahan Cimone Mas Permai, Kelurahan Cimone, Kecamatan Karawaci Kota Tangerang yang tergabung dalam Kelompok Usaha Ternak Ikan Lele (Kutil). Sudah hampir setahun ini masyarakat di sana fokus pada usaha ternak lele.
Ketua Kutil, Antonius mengatakan, usaha ini mereka mulai pada Oktober lalu. Mulanya mereka mendapatkan ikan lele indukan serta pelatihan ternak dari Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Tangerang.
“Awalnya diberikan per RW itu tiga pasang indukan. Di sini ada delapan RW. Harapannya masyarakat bisa menetaskan di setiap RW itu Tapi tidak berjalan dengan dengan baik awalnya,” ujarnya Selasa, (07/09/2021).
Satu per satu RW yang melakukan ternak lele tersebut mulai tumbang. Hingga pada akhirnya hanya RW 07 saja lah yang mampu bertahan dan konsisten sampai saat ini.
Antonius menambahkan, dalam menjalankan usaha ini mereka masih dipantau oleh DKP Kota Tangerang. Mereka masih sering mendapatkan bantuan pangan. “Ikan lele setelah dikawinkan dapat menelurkan hingga 80 ribu tapi memang enggak semua hidup. Sebagian mati,” katanya.
Hal ini lah yang menjadi keuntungan bagi masyarakat. Sejauh ini mereka telah panen tiga kali dengan jumlah ikan yang terus bertambah. Untuk panen pertama lele yang dipanen sebanyak 20 Kg, kedua 60 Kg dan ketiga 162 Kg.
“Dari pemijahan sampai panen itu membutuhkan waktu tiga bulan. Kita juga buat bibitnya yang ukuran 5 cm. Untuk 1 Kilogram kita jual Rp 17 ribu,” katanya.
Hasil panen tersebut mereka jual sebagain juga diberikan kepada masyarakat sekitar. Kata Antonius untuk saat ini memang mereka belum fokus pada penjualan. “Kita masih trial and error (coba-coba). Hasil jualan kan kota buat operasional lagi,” kata Antonius.
Kesulitan dalam berternak lele kata Antonius memang tinggi. Namun bila sudah mengetahui celahnya maka hasilnya akan sangat fantastis. Menurutnya, gagal atau tidaknya itu tergantung konsistensi. Dalam hal ini kata Antonius, kualitas air menjadi yang utama.
“Airnya dari mana, kalau dari tanah lembung banyak zat besi, tidak ter-treatment dengan baik. Kalau di sini konturnya pasir jadi airnya bagus. Kandungan FE dan zat besi rendah jadi perkembangan Amoneak lambat,” jelasnya.
Lurah Cimone, Ade Fitri berharap yang dilakukan oleh warganya ini terus konsisten. Sehingga memicu kesejahteraan masyarakat lewat usaha ini. Ade mengungkapkan meski baru berjalan, namun Kutil sudah mendapatkan pesanan bibit lele oleh Malaysia.
“Ada kerja sama dengan Malaysia ada permohonan pengadaan bibit 15 cm katanya untuk kosmetik ini kita terus cari tau bagaimana kerjasamanya. Artinya sudah ada langkah money oriented,” ungkapnya.
Dia juga berharap perkembangan Kutil ini dapat dilirik pula oleh DPK Kota Tangerang untuk kerjasama program pengadaan bibit. “Ya kalau ada program pengadaan bibit dari DKP KITA bisa siapkan bibit tersebut. Atau kita dibantu pakan nanti DKP kita bantu bibit atau bibit dibeli uangnya buat pakan,” pungkasnya. (irfan)