SATELITNEWS.ID, PANDEGLANG–Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten menyerahkan sepenuhnya kebijakan penutupan tempat pariwisata, atau hiburan lainnya, kepada Pemerintah Daerah (Pemda) masing – masing. Kabupaten/Kota yang ada di Banten, diharapkan untuk mengambil kebijakan yang tegas, dalam upaya pencegahan penularan Covid-19. Demikian ditegaskan Wakil Gubernur (Wagub) Banten, Andika Hazrumy, saat ditemui di Pandeglang, Selasa (17/3). Penetapan status Kejadian Luar Biasa (KLB) Covid-19 yang dikeluarkan oleh Pemprov Banten, bisa menjadi dasar para Kepala Daerah di Banten untuk membuat kebijakan tepat.
Andika juga menyerahkan sepenuhnya kepada Kabupaten/Kota kaitan penutupan tempat-tempat wisata atau tempat hiburan, selama dua pekan ke depan. Hal itu tentu saja, guna mengantisipasi terjadinya penyebaran Virus Corona hingga ke pelosok dan menjaga kondusifitas daerah.
“Ada ketegasan pembatasan dan penutupan tempat-tempat wisata, atau hiburan. Kami serahkan sepenuhnya kepada Pemda masing-masing. Itu cuma dua minggu ko. Daripada berkelanjutan terus nanti virusnya,” kata Andika, Selasa (17/3).
Selain itu, ia juga meminta agar Kabupaten/Kota terus mengimbau kepada warganya, supaya tidak melakukan aktivitas atau mengadakan acara yang melibatkan orang banyak selama dua pecan. Sebab dikhawatirkan, akan memberikan dampak negatif terhadap penularan virus tersebut.
“Arahan dari Pemerintah Pusat, untuk menghindari kerumunan orang. Kalau tidak penting, jangan keluar rumah. Agar kita bisa menjaga, apabila ada yang terinfeksi tidak bisa menginfeksikan lagi, dan juga yang terinfeksi bisa segera sembuh, dengan adanya klasterisasi untuk menahan pandemi Covid-19 di Provinsi Banten,” tambahnya.
Politisi Golkar ini menambahkan, membatasi aktivitas masyarakat untuk menghalau penyebaran COVID-19 sangat penting dilakukan, karena ini menyangkut nyawa manusia. Karena ia menilai, dua pekan kedepan situasi dan kondisinya sangat genting. Tak hanya di Banten, tetapi diseluruh daerah terkait pencegahan pandemi Covid-19.
“Kita berpikir, bagaimana kita menyelamatkan nyawa dulu. Dua minggu kedepan, kita melihat perkembangan kondisinya. Mudah-mudahan, pandemi ini bisa cepat hilang dari kita, Indonesia dan Banten khususnya,” pungkasnya.
Sementara, Wakil Bupati Pandeglang, Tanto Warsono Arban mengaku, masih dilema jika mengambil langkah untuk menutup sementara tempat wisata di Pandeglang. Sebab menurutnya, ada permintaan dari masyarakat untuk tidak dilakukan. Tapi, Pemkab Pandeglang sedang menimbang-nimbang opsi tersebut.
“Hal itu masih dikaji. Karena beberapa OPD (Organisasi Perangkat Daerah)-pun masih menimbang-nimbang. Karena ada permintaan dari masyarakat, kalau bisa tidak ditutup. Ini posisinya dilematis,” ujar Tanto, saat mendampingi Andika.
Namun demikian, Pemkab Pandeglang mengaku sudah menyarankan kepada pengelola tempat wisata dan tempat keramaian di Pandeglang, untuk menutup sementara. Sebab, pembatasan aktivitas warga untuk mencegah penyebaran virus tersebut, tidak cukup hanya meliburkan sekolah. Tetapi, perlu didukung bersama di sektor lain.
Pembatasan itu tandasnya, merupakan Protokol dari WHO, yang bertujuan untuk memotong mata rantai penyebaran COVID-19, dengan dilakukan lockdown. Baik secara menyeluruh maupun terbatas. Tanto juga menilai, jika lockdown dilakukan akan sangat berdampak terhadap perekonomian. Namun nyawa warga tambahnya, lebih penting ketimbang mempertimbangkan dampak ekonomi.
“Resiko ekonomi kita tertanggung, pasti yang harus kita hadapi. Tapi kita memikirkan masyarakat, walaupun ekonomi tidak jalan. Tapi lebih mementingkan nyawa manusia. Jangan sampai ekonomi didulukan, keselamatan masyarakat di nomor duakan,” imbuhnya. (nipal/mardiana)
Diskusi tentang ini post