SATELITNEWS.ID, SERPONG—Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) memanggil Muhamad, Sekretaris Daerah terkait pelanggaran kode etik ASN yakni UU nomor 42 tahun 2004 pasal 6 tentang mengutamakan kepentingan negara diatas kepentingan pribadi. Muhamad yang saat ini menjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tangsel, melakukan sosialisasi pemenangan pilkada untuk dirinya sendiri di saat bukan waktunya masa kampanye, pada acara senam bersama di Ciputat Timur, Sabtu (14/3) lalu.
Anggota Komisioner Bawaslu Tangsel, Ahmad Jajuli, menjelaskan bahwa dalam tahapan pilkada Tangsel 2020 ini memiliki wewenang untuk mengawasi jalannya Pilkada Tangsel yang aman, tertib, dan nyaman. Kejadian yang ditemukan Bawaslu di lapangan bahwa ada salah satu peserta pemilu (bakal calon) yang mengkampanyekan dirinya namun statusnya masih aktif status ASN.
“Pertama, hasil barang bukti yang kita dapati di lapangan bahwa Sekda masih menggunakan kendaraan dinas untuk menemui konstituennya, kedua dirinya secara terang-terangan meminta dukungan kepada masyarakat untuk memilih dirinya pada saat pemilihan September mendatang,” terang Jajuli yang menjabat Koordinator Divisi Penindakan Pelanggaran, Rabu (18/3).
Bawaslu juga memanggil perwakilan PDI Perjuangan Tangsel, guna mengklarifikasi bahwa saat Muhamad memberikan sambutan sempat menyebut nama Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto telah mendukung dan meminta Muhamad untuk sosialisasikan kepada masyarakat Tangsel, PDI Perjuangan mendukung Muhammad beserta Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
“Mereka belum mengetahui sudah ada instruksi untuk memenangkan Muhamad, dan akan mengkonfirmasi ke DPP terkait statemen yang di lontarkan Muhamad pada saat sosialisasi tersebut,” terang Jajuli saat ditanyai hasil pemanggilan Parpol PDI Perjuangan Tangsel.
Setelah pemanggilan Muhamad kemarin, pihak Bawaslu akan merekomendasikan temuannya kepada Komisi ASN, guna menindaklanjuti pelanggaran yang dilakukan Muhamad selaku Sekda Tangsel.
“Hasilnya kita akan merekomendasikan temuan ini kepada KASN, untuk menindaklanjutinya, adapun sanksi yang akan diberikan kita serahkan kepada KASN, kita hanya melaporkan berdasarkan fakta yang kita temui,” tandasnya.
Saat berita ini dipublish, awak media sudah menghubungi Muhamad, Sekda Tangsel, namun masih belum ada jawaban dari pihaknya.
Sementara, imbas dari munculnya klaim dukungan dari Muhamad membuat kader dan pengurus PDI perjuangan gaduh. Para kader mulai dari tingkat pengurus anak cabang (PAC), pengurus ranting bahkan hingga anak ranting PDI Perjuangan Kota Tangerang Selatan bereaksi keras atas kabar klaim yang gembar-gembor sudah fiks direkomendasikan Sekjen DPP Hasto Kristiyanto untuk maju dalam kontestasi Pilkada 2020 berdampingan dengan Azmi Abubakar, kader dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Apalagi, kegaduhan mulai timbul setelah Bawaslu memanggil Muhamad terkait kampanyenya di hadapan para ibu-ibu saat sosialisasi pemenangan Pilkada di acara senam bersama di kawasan Ciputat Timur.
Dalam sosialisasinya itu Muhamad mengaku sudah mendapat rekomendasi dari Sekjen DPP PDI Perjuangan untuk maju dalam kontestasi Pilkada 2020 dari PDI Perjuangan. “Pak Muhamad sudah melanggar, meski beliau mendaftar di PDI Perjuangan, tapi kan statusnya masih Aparatur Sipil Negara (ASN), nggak boleh dong ngaku-ngaku bahkan minta dukungan pilkada. Ini kan belum waktunya, apalagi bawa-bawa nama Sekjen DPP,”kata Nurmasyah, Wakil Ketua PAC yang kini kandidat kuat Ketua PAC Serpong di Serpong, Senin (17/3).
Pihaknya berharap, semua pihak harus menyikapi ini secara bijak, jangan sampai ada kader-kader banteng yang tersinggung. Apalagi beliau (Muhamad) bukan kader, melainkan ASN yang berharap di”merah”kan. Lagi pula ini masih dalam tahapan, pengumuman masih lama yakni tanggal 23 Maret.
Sementara, Ketua Ranting Serua, Ciputat, Ahmad Zahroni juga menyayangkan statement Muhamad yang mengatasnamakan Sekjen saat sosialisasi. “Statementnya itu sudah membuat gaduh internal partai. Saya banyak menerima pertanyaan dari para kader, kok yang dipilih Muhamad, apa bener?, gak salah ini?,”paparnya.
Zahroni menambahkan, saat ini tinggal satu kader internal yang tersisa, yakni Doktor Haji Gagarin. Nasib beliau masih digodok DPP. “Kami berharap kader internal inilah yang diusung atau direkomendasikan oleh DPP. Ini sudah harga mati,”ujar Broer panggilan akrabnya. (jarkasih)
Diskusi tentang ini post