SATELITNEWS.ID,TANGERANG—Pembelian minyak goreng skala besar di Kabupaten Tangerang akan dibatasi untuk mencegah kelangkaan dan penimbunan. Pemerintah Kabupaten Tangerang juga berencana melakukan distribusi minyak goreng secara langsung ke tingkat desa.
Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengatakan, saat ini terjadi kelangkaan minyak goreng di tengah masyarakat. Namun, untuk meminimalisir hal itu, pihaknya berencana mendistribusikan minyak goreng ke tingkat desa, ketika ada pengiriman minyak ke wilayah Kabupaten Tangerang. Pihaknya juga akan memberlakukan pembatasan pembelian minyak goreng.
“Nanti setiap warung-warung dibatasi. Pembelian minyak goreng hanya boleh sekali sama satu orang. Setiap ada pengiriman, kita akan langsung distibusikan sampai ke tingkat desa. Karena yang diberikan dari pemerintah terbatas, jadi kami melakukan operasi ke desa-desa dan warung,” kata Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar, Selasa (8/3).
Zaki mengatakan, pendistribusian langsung ke desa-desa tersebut, untuk mencegah adanya kelangkaan, penimbunan dan penumpukan minyak goreng di satu titik. Karena, kata dia, apabila terjadi penumpukan minyak atau hanya beberapa saja yang menyediakan minyak goreng, khawatir terjadi kerumunan massa pada saat mengantre minyak goreng tersebut. Pasalnya, saat ini Kabupaten Tangerang masih dalam kondisi pandemi Covid-19.
“Jadi kita tidak ada operasi pasar yang dapat mengumpulkan massa karena itu rawan,” katanya.
Kata Bupati, skema pendistribusian di tingkat desa bisa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) seperti koperasi dan warung-warung setempat. Selama ini, pihaknya pun belum tahu pasti masalah distribusi minyak goreng yang tidak lancar.
Adapun untuk ketersediaan stok minyak goreng dan kebutuhan bahan pokok di Kabupaten Tangerang, Zaki menjamin keamanannya. Hanya saja kata dia, saat ini sejumlah harga di beberapa sektor mengalami kenaikan yang cukup tinggi.
“Stok sebetulnya aman, hanya di harga saja saat ini mengalami kenaikan. Makanya sekarang kita akan coba kendalikan kembali,” kata dia.
Kasi Bahan Pokok pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tangerang, Apit Rosadi menambahkan, bahwa pihaknya saat ini masih terus mengawasi terkait peredaran kebutuhan pokok di Kabupaten Tangerang.
“Kita masih mengawasi terkait peredaran kebutuhan pokok masyarakat,” tambahnya.
Sementara itu Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (Dirjen PDN), Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan menyampaikan bahwa isu langkanya minyak goreng di pasaran tidak benar. Dirinya mengatakan, minyak goreng tidak langka. Hanya saja ia mengakui masyarakat ini memang masih kesulitan mendapatkan minyak goreng dengan harga yang terjangkau atau yang sesuai harga eceran tertinggi (HET).
’’Ketersediaan saya pastikan stoknya itu kita maintenance (pertahankan) di 628.000 ton, ada kurang lebih kebutuhan 1,5 bulan pasti kita amankan,” terang dia dalam diskusi publik secara daring, Selasa (8/3).
Adapun, sebelumnya harga rata-rata minyak goreng sempat berada di kisaran Rp 18.000 per liter. Namun, kini harga rata-rata nasional sudah berada di kisaran Rp 15.000 per liter, menurutnya ada tren perbaikan.
Pihaknya pun saat ini terus melakukan distribusi minyak goreng. Ia menegaskan bahwa kebijakan distribusi mengutamakan kepentingan rakyat, harga terjangkau dan mudah diakses merupakan kebijakan yang permanen.
’’Kami pastikan puasa dan lebaran Insya Allah harga eceran tertinggi akan semakin mudah diakses masyarakat,” tegasnya.
Selain itu, kata dia ketersediaan minyak goreng ini tidak berkaitan dengan kebijakan biodiesel (B30) dengan. Pasalnya, pasokan CPO untuk biodiesel dan minyak goreng telah dialokasikan sesuai kebutuhan masing-masing.
“Ini mau bulan ketiga, secara prinsip minyak goreng yang beredar itu (ada), tapi ada yang mempermainkan, baik dari aliran (distribusi) dan harga,” tandas Oke Nurwan. (alfian/aditya/gatot)