SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Jumlah korban meninggal akibat terinfeksi wabah Covid-19 di Kota Tangerang Selatan naik hingga lebih dari tiga kali lipat. Hingga Kamis (02/4), jumlahnya mencapai 20 orang dari sebelumnya hanya 6 orang.
“Benar, pasien meninggal 20 orang,” kata juru bicara gugus tugas penanganan COVID-19 Tangsel, Tulus Muladiyono, Kamis (2/4).
Dia mengatakan, pasien meninggal itu merupakan pasien dalam pengawasan (PDP) dan pasien positif Covid-19. Data tersebut sesuai dengan angka yang diumumkan Pemprov Banten. Sedangkan untuk pasien sembuh sebanyak enam orang.
Sebelumnya, Pemkot Tangsel merilis data terkait COVID-19 pada Rabu (01/4). Berdasarkan data itu, jumlah pasien meninggal sebanyak 6 orang atau sama dengan jumlah pasien sembuh.
Jumlah pasien positif di Tangsel hingga Rabu (1/4) sebanyak 38 orang dan tersebar di 7 kecamatan di Tangsel, yakni Pondok Aren, Pamulang, Serpong, Ciputat, Ciputat Timur, Setu, dan Serpong Utara. Jumlah PDP di Tangsel saat ini 139 orang dan orang dalam pemantauan 336 orang.
Terkait adanya lonjakan signifikan data korban meninggal yang dirilis Gugus Tugas Corona Tangsel hingga tiga kali lipat lebih pada Kamis 02 April 2020, Tulus Muladiyono, mengaku ada kesalahan data pihak Tangsel dengan Provinsi Banten.
“Kita belum berani merilis sebelum ada konfirmasi dari provinsi. Ternyata provinsi sudah merilis dulu tanpa kami diberitahu,” katanya.
Dengan demikian, jumlah korban meninggal dunia akibat wabah virus Corona di Tangsel hingga Kamis 2 April 2020 telah mencapai angka 20 orang. Sedangkan pasien yang dinyatakan sembuh 6 orang, pasien positif Corona bertambah dari 38 menjadi 40 orang, PDP naik dari 139 menjadi 150 orang dan ODP naik dari 336 menjadi 363 orang.
Dari Jakarta, pertambahan kasus positif virus Corona di Indonesia masih menjadi perhatian serius. Pada Kamis (2/4), ada tambahan 113 kasus baru positif sehingga totalnya menjadi 1.790 kasus positif Covid-19.
Sedangkan angka kematian juga terus bertambah. Persentase kematian atau Mortality Rate bahkan hampir mendekati 10 persen dari kasus positif atau 9,49 persen. Angka ini lebih tinggi dari kasus global secara keseluruhan.
Data South China Morning Post menyebutkan ada lebih dari 927 ribu kasus positif dan 46 ribu jiwa meninggal dunia. Artinya angka Mortality Rate dunia hampir 5 persen. Angka kematian di Indonesia melebihi angka kematian kasus di dunia.
“Positif tambah 113, jumlah total 1.790 positif. Kematian tambah 13 orang, totalnya 170 orang,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto, Kamis (2/4).
Sedangkan pasien sembuh tambah 9 pasien. Totalnya sudah ada 112 pasien dinyatakan sembuh.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menambahkan fatalitas kematian pasien Covid-19 di Jakarta telah mencapai angka 10 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari rata-rata global sekitar 4,4 persen.
Anies mengatakan berdasarkan data Dinas Pertamanan dan Hutan Kota, terdapat 401 jenazah yang dikebumikan dengan protokol pasien Covid-19. Jenazah-jenazah yang dikebumikan itu belum dinyatakan pasien positif virus Corona.
“Pagi ini saja Pak Wapres, itu ada 38 jenazah yang dimakamkan dengan protap Covid-19. 38 orang hari ini pagi ini, baru setengah hari itu Pak. Jadi situasinya di Jakarta ini sangat-sangat mengkhawatirkan,” kata Anies dalam teleconference bersama Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Kamis (2/4).
Dari angka tersebut, maka potensi kasus positif virus Corona di Jakarta bisa mencapai ribuan orang. “Bila yang meninggal 5 persen maka artinya kita ada 8.000 kasus (pasien virus Corona) Pak di Jakarta ini,” imbuhnya.
Oleh karena itu, Anies berharap ada perhatian khusus terhadap penanggulangan wabah virus Corona di Jakarta. Mengingat angka kasus terus meningkat setiap hari. Belum ada tanda-tanda penurunan kasus.
“Jadi bahwa pada saat ini di Jakarta kita belum menyaksikan kurva ini merata, kurvanya masih meningkat Pak. Ini agak-agak menghawatirkan. Jadi kalau kita perhatikan masih meningkat terus,” pungkas Anies.
Presiden Joko Widodo menyampaikan, faktor cuaca turut mempengaruhi penularan virus corona. Hal ini membuat masyarakat tetap diminta untuk menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai upaya pencegahan Covid-19.
“Kalau kita lihat dengan musim yang ada sekarang, saya kira cuaca juga sangat mempengaruhi berkembangnya Covid-19 ini,” kata Jokowi dalam rapat terbatas lanjutan antisipasi mudik 2020 melalui video conference di Istana Bogor, Kamis (2/4).
Jokowi tak merinci soal kaitannya musim dengan mewabahnya Covid-19. Namun, ia mengatakan bahwa Indonesia akan memasuki puncal musim panas pada Agustus 2020 mendatang.
Sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19, Jokowi menegaskan bahwa protokol kesehatan harus diterapkan secara ketat. Skenario jarak aman dan PSBB harus sejalan antara pemerintah pusat dan daerah.
“Jaga jarak yang aman ini sesuai protokol kesehatan dengan kedisiplinan yang kuat saya kira akan berikan pengaruh yang besar terhadap jumlah yang positif Covid-19,” ucap Jokowi.
Sementara itu, Pemerintah Indonesia menerima donasi lebih dari Rp72,2 miliar dari berbagai pihak untuk mendukung penanganan corona (Covid-19).
“Donasi ini patut disyukuri bahwa pada hari ini sudah mencapai lebih dari Rp72,2 miliar,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto.
Dia juga mengapresiasi relawan yang tergabung untuk penanganan corona. Relawan kesehatan yang berada di daerah telah membantu penyelidikan epidemiologi dengan melakukan kegiatan pelacakan kasus corona dan telah berhasil mengumpulkan lebih dari 7.193 spesimen. Spesimen ini akan diperiksa untuk mengetahui positif atau negatif corona.
Kegiatan untuk mencari dan menemukan kasus positif corona di tengah masyarakat harus tetap dilakukan. Karena dengan menemukan kasus positif di masyarakat, upaya isolasi dan karantina bisa segera dilakukan agar tidak terjadi penularan penyakit kepada orang lain. (jarkasih/gatot/jpg)
Diskusi tentang ini post