SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) RI, Prof Jimly Asshiddiqie menilai pentingnya menumbuhkan kesadaran bela negara di kalangan generasi muda, termasuk para mahasiswa. Sebab kesadaran kebangsaan harus telah terbina sedari awal sebagai penggugah motivasi untuk menyatukan tekad cinta tanah air dan bela negara.
Namun diakui tantangan untuk membina kesadaran berbangsa kaum muda di tengah derasnya arus informasi serta media sosial jauh lebih rumit. Hal itu disampaikannya saat memberikan kuliah umum bertema “Kehidupan Berbangsa, Bernegara dan Pembinaan Kesadaran Bela Negara yang digelar dalam kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Islam Syekh Yusuf (UNIS) Tangerang, di Auditorium Lantai VI gedung Muh Astary, Jumat (02/09/2022) pagi.
“Perpecahan, kebencian dalam komunikasi publik itu menyeruak bebas. Semua orang merasa bebas tanpa kendali ngomong seenaknya di medsos, seolah-olah bisa menyembunyikan identitas. Jadi kalau mengkritik, caci maki bebas saja seolah-olah nggak ada tanggung jawab,” ujar Jimly Asshiddiqie kepada SatelitNews.Id.
Melihat kondisi itu, menurut Jimly membuat komunikasi penuh dengan kebencian dan permusuhan. Padahal hal justru hal itulah yang justru sejatinya tidak boleh dalam komunikasi. “Sebaliknya komunikasi yang beredar banyak sekali faktanya bisa dipersoalkan. Kalau pun faktanya benar, konteksnya berbeda,” ucap pria yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) ini.
Tak heran, menurut Jimly, sekarang muncul fenomena yang dinamakan post-truth atau pascakebenaran. “Jadi yang terjadi di dunia medsos ini bukan informasi tetapi, miss informasi. Bukan komunikasi, tetapi diskomunikasi, orang banyak bekerjasama dalam kebencian,” terangnya.
Oleh sebab itu, Jimly menilai, di era seperti ini pembinaan kesadaran kebangsaan adalah sesuatu yang serius. “Maka saya apresiasi UNIS Tangerang untuk memulai mata kuliah baru ini dengan kuliah umum menggugah semangat kebangsaan,” ujarnya.
Sementara, Rektor UNIS Tangerang, Prof Mustafa Kamil menjelaskan, kegiatan PKKMB Tahun Akademik 2022/2023 diikuti sebanyak 851 orang mahasiswa baru jenjang sarjana plus mahasiswa pascasarjana sebanyak 140 orang dari 2-3 September 2022. “Agendanya di antaranya mendengarkan kuliah umum atau stadium general tentang kebangsaan yang diisi oleh Prof Jimly Asshiddiqie,” ucapnya.
Lalu, agenda berikutnya ialah memperkenalkan kampus terutama yang berkaitan proses pembelajaran, riset dan pengabdian kepada masyarakat. “Juga bimbingan karir mahasiswa,” ujarnya.
Rektor juga berharap agar mahasiswa baru khususnya, dengan semangat kebangsaan bisa memperoleh layanan terbaik dari UNIS melalui dua kurikulum, baik kurikulum konvensioanl maupun Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MKBKM).
“SKS-nya tetap sama, namun ada beberapa mata kuliah yang bisa ditempuh magang di industri atau mungkin dia kuliah di tempat lain selain di UNIS, dan mereka (mahasiswa) kita persiapkan boleh lulus kuliah 3 atau 3,5 tahun,” ujarnya.
Disinggung instansi mana saja yang diajak bekerjasama dalam penerapan Kurikulum MBKM, Rektor menyebut banyak pihak. “Sudah ada beberapa dunia usaha dan dunia industri (DUDI) maupun beberapa perguruan tinggi terutama perguruan tingggi di dalam negeri yang bisa diakses mahasiswa UNIS,” jelasnya.
Ada pun sistem kuliah yang diterapkan kepada mahasiswa baru UNIS, Prof Musatafa Kamil menyebut masih menggunakan dua sistem yakni daring dan luring. “Jadi kita siapkan sistem hybrid. Mereka bisa kuliah di rumah atau pun boleh datang ke kampus. Kecuali bagi mahasiswa yang kuliah berbasis praktikum harus datang ke kampus,” pungkasnya. (made)