SATELITNEWS.ID, LEBAK—Di tengah ketakutan akan penularan Covid-19, pedagang nasi uduk bernama Muntailah (42) nekat menjajakan dagangannya secara berkeliling. Warga Kampung Tajur Lebak, Desa Mekarsari, Kecamatan Cibadak, nekat mengais rezeki guna menutupi kebutuhan hidup bersama anak dan cucunya.
Maklum saja ini kini tulang punggung keluarga menggantikan peran suaminya yang telah memasuki usia tua dan menganggur selama lima tahun. Karena tidak memungkinkan melihat suami yang sudah tua, Muntailah rela mengais rezeki dari perbungkus nasi uduk yang dibawanya untuk dijajakan ke pembelingnya dengan berjalan kali menyusuri kota Rangkasbitung.
“Harus tetap dilakukan agar tetap bisa menghidupi kedua anak dan cucunya saya. Alhamdulilah dengan hasil yang tidak seberapa hasilnya bisa menutupi kebutuhan sehari-hari walaupun hanya pas-pasan,” ujar Muntailah, kemarin.
Pandemi Virus Corona yang kian merajalela di penjuru tanah air, membuat pemerintah mengeluarkan sejumlah kebijakan baik dari meliburkan sekolah, pegawai, jaga jarak, serta membuat posko pemeriksaan suhu tubuh di 10 posko yang tersebar di beberapa titik ruas jalan yang menjadi perbatasan langsung dengan wilayah Lebak, guna memutus rantai penyebaran virus tersebut. “Saya juga takut, tapi gimana lagi, saya harus menafkahi keluarga. Kalau engga berjualan, makan dari mana keluarga saya,” katanya.
Muntailah lebih jauh mengungkapkan, sejak adanya pandemi Corona ini, dirinya mengalami kesulitan untuk menjual dagangnya. Bahkan saat ini untuk menjual beberapa bungkus nasi saja terasa sangat sulit karena sepinya aktivitas di ruang lingkup masyarakat.”Ya kalau keliling selain ke rumah-rumah warga, juga ke kantor-kantor di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak. Tapi, semenjak diliburkan akhrinya sepi pembeli,” terangnya.
Katanya, dari 20 bungkus nasi yang dibawa dari pemilik nasi uduk, dalam sehari dirinya hanya bisa menjual 5-10 bungkus saja. Hasil jualannya pun hanya bisa mencukupi kebutuhan makan sehari-hari keluarganya saja. Padahal dirinya telah menawarkan nasi bungkusnya dari rumah ke rumah, dan berkeliling kota Rangkasbitung. “Nggak pernah habis, karena sekarang sepi, biasanya dibeli sama pegawai kantoran, anak sekolah, tapi sekarang engga ada. Hasil jualannya sendiri kadang tekor,” ungkapnya.
Dirinya berharap wabah Pandemi Corona ini dapat segera selesai, karena menurutnya pandemi ini banyak membawa dampak negatif terutama pada masyarakat kecil seperti dirinya.” Mudah-mudahan cepat pergi, Corona ini hanya menyusahkan saja,” tandasnya. (mulyana/made)
Diskusi tentang ini post