SATELITNEWS.ID, TANGSEL—Ditetapkannya wilayah Kota Tangsel sebagai daerah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), membuat Tangsel mendirikan beberapa titik check point. Terutama di titik akses perbatasan daerah dan keluar pintu tol.
Walikota Tangsel, Airin Rachmi Diany menjelaskan jika ada beberapa evaluasi yang akan dilakukan pemkot dalam rangka PSBB ini. Salah satunya adalah jam operasi check point tersebut. Sebab, di malam hari aktivitas di luar rumah sudah tidak seramai sebelumnya.
”Itu yang akan kami evaluasi. Salah satunya apakah checkpoint ini akan 24 jam atau hanya sampai jam 8 malam. Karena semakin larut tidak akan ada kegiatan di luar rumah,” ujar Airin usai menghadiri sosialisasi PSBB.
Menurut Airin hal tersebut menjadi pertimbangan pemerintah. Karena selain masyarakat, petugas juga memiliki hak untuk tetap berkegiatan di dalam rumah sebagaimana yang sudah diimbau dan diarahkan dalam keputusan penetapan PSBB.
Selain itu, Airin juga mengapresiasi semua sikap warga yang mulai peduli dengan penetapan PSBB ini. Di mana di beberapa lokasi bahkan memiliki kebijakan untuk melakukan kegiatan sosial di dalam rumah.
”Jadi, ada beberapa perumahan yang bahkan menimbau dengan tegas seluruh warganya untuk tidak melakukan kegiatan apapun di luar rumah,” kata Airin.
Namun dia mengingatkan PSBB bukan batasan dimana masyarakat benar-benar mengisolasi diri di dalam rumah. Pemenuhan kebutuhan harus tetap dilakukan oleh masyarakat. Seperti membeli bahan pangan dan berkerja. Dia memahami bahwa ada sebagian masyarakat memiliki latar pekerjaan yang berbeda. Yang berbeda dari PSBB ini adalah, memastikan bahwa masyarakat bisa lebih awas pada saat melakukan aktivitas di luar rumah.
Dia berharap, masyarakat juga semakin sadar untuk menaati peraturan yang sudah diimbaukan dalam ketetapan PSBB di Kota Tangsel. Agar pemutusan mata rantai Covid-19 bisa dilakukan. Sehingga wabah ini bisa segera berakhir.
Sementara itu, kasus baru pasien positif Covid-19 kembali naik, Selasa (21/4). Pertambahan sebanyak 375 kasus baru membuat angka kasus positif menjadi 7.135 kasus.
Kasus positif itu berdasarkan pemeriksaan hasil tes molekuler real time PCR. Sedangkan Orang Dalam Pemantauan (ODP) adalah sebanyak 186.330 orang. Dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 16.763.
“Kasus positif 7.135, bertambah 375 kasus baru. Seluruh provinsi sudah berdampak. Kabupaten kota yang terdampak ada 257 kabupaten kota,” kata Achmad Yurianto, Selasa (21/4).
Kabar baiknya, kasus sembuh semakin bertambah. Angka kasus sembuh semakin melampaui kasus meninggal dunia. Pasien sembuh bertambah 95 orang menjadi total 842 pasien sembuh. Sedangkan angka kasus kematian beryambah 26 jiwa. Totalnya yakni 616 jiwa, lebih rendah dari angka pasien sembuh.
“Kasus sembuh ditandai dengan tak adanya gejala klinis. Dan hasil pemeriksaan negatif 2 kali,” jelas Yurianto.
Kasus sembuh di DKI Jakarta sebanyak 286 pasien, Jawa Timur sebanyak 100 pasien, Jawa Barat sebanyak 75 pasien, Sulawesi Selatan sebanyak 73 pasien, dan Jawa Tengah 51 pasien.
Achmad Yurianto mengatakan Sejauh ini, sudah ada 50.370 spesimen yang diperiksa. Jumlah pasien yang diperiksa adalah 46.173. Satu pasien bisa diambil spesimennya sebanyak 4 kali.
Untuk menguji virus Korona pada seorang pasien, dibutuhkan beberapa pengujian. Salah satunya menggunakan model molekuler real time PCR. Untuk menguji hasil swab dari nasofaring pasien atau cairan pasien, diperlukan cairan laboratorium yang bernama reagent. Dan Indonesia sedang kekurangan reagent yang menyebabkan aktivitas sejumlah laboratorium berhenti beroperasi menguji Covid-19.
“Jumlah laboratorium ada 37 yang menguji swab pasien Covid-19. Tapi beberapa lab terpaksa harus menghentikan aktivitasnya karena memang reagent yang dibutuhkan belum sampai,” kata Yurianto dalam konferensi pers, Selasa (21/4).
Meski begitu Yurianto menjamin bahwa reagent yang selama ini didatangkan, salah satunya dari Korea Selatan akan segera tiba. Setelah reagent datang, aktivitas laboratorium kembali efektif. Reagent adalah cairan laboratorium larutan atau cairan yang biasa digunakan di ruang laboratorium sebagai alat pencampur untuk menginvestigasi ada atau tidaknya reaksi kimia pada objek yang diteliti. Setelah itu spesimen akan diperiksa dengan mesin PCR. (irm/bnn/gatot)
Diskusi tentang ini post