SATELITNEWS.COM LEBAK—Sejumlah organisasi mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Pusat Pemerintahan Lebak, Senin (05/12/2022). Dalam aksinya, mereka mengkritisi kondisi Lebak yang telah memasuki usia 194 tahun. Dalam aksinya, para pengunjuk rasa ini membawa poster bertuliskan “Lebak Unique 194 Tahun Bekerja Dengan Penindasan”. Kata tersebut, diduga sebagai ungkapan rasa kekecewaan terhadap pemerintah daerah.
Aksi demo yang terdiri dari gabungan HMI-MPO, Dipo, GMNI, PMII, dan Imala mendapat pengawalan ketat dari aparat Polres Lebak. Sempat memblokir pertigaan Jalan Iko Jatmiko-Multatuli, bahkan adu dorong tidak terhindarkan ketika massa akan merangsak masuk ke kantor bupati lebak, namun sigapnya petugas membuat hal itu bisa diredam sehingga tidak terjadi hal yang tak diinginkan. Tak hanya itu, karena tetap tidak ditemui Bupati Lebak pendemo pun membakar sejumlah karangan bung ucapan selamat HUT Lebak.
“Harapan tentang kemajuan dan kesejahteraan masyarakat yang selalu diimpikan belum dirasakan. Bahkan fakta di lapangan beberapa permasalahan yang menyakut pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, ekologi birokrasi dan informasi keterbukaan publikpun tidak luput dari penglihatan,” ucap Korlap aksi Fajri.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Lebak 2021, kata pendemo, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Lebak masih rendah yakni baru capai 64,03 persen. Ini meliputi pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Masyarakat Lebak sendiri, kata massa rata-rata lama sekolah sampai tingkat SD, begitupun kesehatan masih rendah karena angka penyakit capai 12,91 persen dan angka harapan hidup masyarakat 67,33 persen , serta kemiskinan masih tergolong tinggi yakni sekitar 134.750 juta jiwa atau 10,29 persen penduduk di Lebak berada di bawah garis kemiskinan yang pengeluarannya sebesar Rp323.120.
“Untuk meningkatkan taraf hidup di suatu daerah sumber daya manusia adalah faktor penting dan fundamental, berkaitan dengan itu maka diharuskan perbaikan kualitas di bidang Pendidikan, baik itu pelajar maupun tenaga pendidik nya sekalipun. dimana ini akan menjadi sumber untuk kemajuan bangsa, serta akan menjadi asset utama dalam membangun daerah,” kata Fajri.
“Dilihat dari fisik, banyak bangunan-bangunan atau gedung sekolah yang masih dikatakan tidak layak, serta tingkat kesejahteraan tenaga pendidik honorer saat ini harus juga diperhatikan, karena faktanya guru honorer di Kabupaten Lebak dari segi kesejahteraan masih sangat minim, dan harus menjadi catatan bagi pemerintah daerah,” timpal Fajri.
Wacana yang selalu digaungkan pemerintah tentang percepatan pemulihan ekonomi sampai saat ini masih tidak dirasakan oleh masyarakat Kabupaten Lebak. Investasi beberapa perusahaan swasta maupun milik negeri sekalipun sudah mulai masuk di beberapa wilayah di Kabupaten Lebak, tapi kata Ketua HMI-MPO Cabang Lebak Habibullah pada realitasnya di lapangan tidak semua masyarakat merasakan. Terlebih, masyarakat yang notabenya kurang mampu.
“Lebak sudah pada usia yang ke-194. Pendapatan asli daerah (PAD) yang didapat dari hasil fisik dan non fisik di Kabupaten Lebak tidak sebanding dengan apa yang dikeluarkan untuk memenuhi dan mensejahterakaan masyarakat. Dari beberapa persolan ini tahun 2022 dengan usia yang ke 194 harusnya taraf hidup yang kurang baik dan pengangguran yang masih banyak di lebak ini bisa ditanggulangi, tapi nyata hili. Ini menjadi catatan buruk kembali untuk pemerintah daerah Kabupaten Lebak,” tandasnya.(mulyana)
Diskusi tentang ini post