SATELITNEWS.COM, SERANG–Menjelang Pilgub Banten 2024, persoalan siapa yang berpotensi memenangkan kontestasi sama pentingnya dengan realisasi aspirasi masyarakat.
Demikian disampaikan Dosen Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Luthfi Hasanal Bolqiah, melalui rilisnya yang diterima satelitnews.com. Baginya, ada beberapa hal yang perlu menjadi analisa diantaranya, ekspresi atau aspirasi masyarakat Banten pada dasarnya dianalisa berdasarkan tuntutan ekonomi.
Misalnya tingkat pendidikan di Banten Selatan (Lebak, Pandeglang, Cilegon, Kota Serang dan Kabupaten Serang), yang cenderung lebih rendah dibanding Banten Utara atau Tangerang Raya, menentukan tuntutan ekonomi yang berbeda.
“Anak Muda di Banten Selatan, cenderung menuntut pekerjaan dalam rangka mencari atau menyambung hidup. Sedangkan anak muda di daerah Tangerang Raya, selain pekerjaan juga menuntut adanya sektor hiburan dalam rangka menikmati hidup,” kata Luthfi, Senin (26/12/2022).
Katanya, anak muda di Tangerang Raya berharap, adanya sejumlah event seperti konser musik, tempat nongkrong atau taman-taman kota. Aspirasi masyarakat, kerapkali terkait dengan pembangunan ekonomi.
Secara teoritis, pandangan tersebut tidak sepenuhnya keliru, akan tetapi pembangunan ekonomi di Asia justru membutuhkan stabilitas politik atau political will dari pemimpin, yang pada dasarnya berbeda dengan rumus modernisasi Eropa dan Amerika.
“Oleh karena itu, dibanding hanya berkutat soal background kandidat, juga penting untuk memastikan kekuasaan dijalankan untuk pembangunan ekonomi yang menyejahterahkan masyarakat,” tambahnya.
Selain itu, kalkulasi politik bukan tidak penting. Justru urgensinya terkait dengan aspirasi dan tuntutan masyarakat. Keterbelakangan pembangunan ekonomi di Banten Selatan, dibandingkan dengan Banten Utara, mendorong pentingnya keterwakilan pemimpin dari keduanya dalam rangka memastikan kekuasaan dijalankan untuk pemerataan pembangunan ekonomi. Keterwakilan keduanya, dapat mewujud sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Banten.
Dari tiga kandidat potensial Calon Gubernur Banten yang muncul saat ini yakni, Wahidin Halim, Airin Rachmi Diany dan Rano Karno, menurutnya, ketiganya memiliki basis suara dari Banten Utara.
“Sehingga, agar pembangunan dapat merata di Utara dan Selatan, dibutuhkan keterwakilan Banten Selatan, setidaknya sebagai Calon Wakil Gubernur,” tuturnya.
Setelah kalkulasi keterwakilan geografis, pertanyaan selanjutnya adalah karakteristik kandidat seperti apa yang dapat mewakili aspirasi pembangunan ekonomi dari Banten Selatan?.
Baginya, kepemimpinan anak muda di daerah bahkan negara lain, cenderung tidak berjarak dengan pemilihnya, dibanding pemimpin dari generasi tua.
Diantara nama-nama Bakal Calon Wakil Gubernur dari Banten Selatan adalah, Iti Octavia, Irna Narulita dan Andhika Hazrumy. Ketiganya berpotensi besar untuk menjadi Calon Wakil Gubernur. Namun kabarnya, Irna Narulita tidak direstui oleh suaminya yakni Dimyati Natakusumah, begitupun dengan Andhika Hazrumy yang justru ditempatkan sebagai Calon Bupati Serang.
Alhasil, hanya Iti Octavia yang menjadi Calon Wakil Gubernur potensial. Kemungkinan tersebut, memunculkan banyak nama baru terutama untuk bersaing sebagai Bakal Calon Wakil Gubernur.
Selain Iti Octavia, beberapa nama lain adalah anggota legislatif terutama DPR RI dari Banten, seperti, Hasbi Asyidiki Jayabaya (Adik dari Iti Octavia), Adde Rosi Khoirunnisa (Istri Andhika Hazrumy), Rizki Aulia Rahman Natakusumah (Anak Dimyati Natakusumah), Mohammad Rano Alfath, dan yang lainnya.
Jika Iti Octavia menjadi Calon Wakil Gubernur, maka akan sulit bagi adiknya, Hasbi Asyidiki, untuk mencalonkan dirinya. Berbeda dengan keluarga Jayabaya, Dimyati Natakusumah justru merekomendasikan nama anaknya Rizki Aulia Rahman Natakusumah, untuk maju pada Pilgub Banten 2024 dibanding istrinya. Karena, Rizki Aulia dianggap lebih potensial dan memiliki basis suara dari Banten Selatan.
“Sejauhmana kandidat paham dengan tuntutan ekonomi dan aspirasi anak muda, akan menjadi variabel penting terutama dalam janji dan gaya kampanye kandidat,” pungkasnya.
Rizki Aulia, sejauh ini membantu dalam refocusing APBN untuk pembangunan Banten seperti peningkatan pembangunan jalan, renovasi jembatan Gantung Pagelaran, membantu pemulangan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bermasalah, serta membawa program wifi internet. (mardiana)
Diskusi tentang ini post