SATELITNEWS.COM, SERANG–Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Serang, Tb. Entus Mahmud Sahiri, menyebut penerimaan Zakat Infak dan Sodakoh (ZIS) yang dihimpun oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Serang, masih jauh dari harapan. Karena hingga kini, masih banyak perusahaan atau industri yang belum tergali potensinya.
“Kalau tadi mendengar laporan tentang pemasukan ZIS, yang dikelola Baznas Kabupaten Serang, dibanding tahun 2021. Tahun 2022, ada peningkatan sekitar Rp5 Miliar. Tapi kalau melihat jumlah penduduk kita 1,7 juta, tentunya ini masih jauh dari harapan,” kata Entus, usai membuka Rakerda Baznas Kabupaten Serang, Selasa (7/3/2023).
Menurut Entus, selama ini penerimaan ZIS yang dilakukan oleh Baznas Kabupaten Serang, masih terfokus dari kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN). Sementara, potensi pendapatan dari para pekerja di industri belum tergali.
“Nah ini harus ada upaya lebih ditingkatkan lagi, dari para pengurus untuk memberikan penyadaran kepada masyarakat Kabupaten Serang. Termasuk para pekerja yang ada di di industri,” ujarnya.
Entus pun berkelakar, ZIS yang dititipkan kepada Baznas Kabupaten Serang tentunya tidak akan berubah menjadi Rubicon (mobil mewah,red), begitu juga motor gede (Moge).
“Jadi kita tidak perlu khawatir, untuk menitipkan ZIS melalui Baznas. Kita lihat, Baznas sudah banyak membantu anak-anak beasiswa, kemudian Rutilahu,” tuturnya.
Disinggung mengenai penyebab belum maksimalnya ZIS belum tergali dari perusahaan, Entus mengungkapkan, kemungkinan ada dua arah. Mungkin sosialisasi dari Baznas masih kurang, atau kesadaran pekerja industri itu sendiri yang menganggap tidak terlalu penting.
“Tapi kita harapkan, keberadaan Baznas yang dilindungi Undang-Undang, pabrik atau industri, dapat menyalurkan zakat melalui Baznas,” harapnya.
Sementara, Ketua Baznas Kabupaten Serang, Badrudin mengatakan, untuk meningkatkan penerimaan ZIS saat ini pihaknya telah menggenjot UPZ Desa.
“Benar apa yang disampaikan pak Sekda, penduduk Kabupaten Serang ada 1,7 juta. Kalau pahit-pahitnya, yang bayar infak setiap bulan ada 1000 orang dikali 5000 saja per bulan, itu Rp5 Miliar, dikali 12 Bulan mencapai Rp60 Miliar,” pungkasnya. (sidik)
Diskusi tentang ini post