SATELITNEWS.COM, LEBAK—Kekosongan sejumlah obat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Adjidarmo Rangkasbitung, Kabupaten Lebak lantaran belum tersedia di e-katalog. Hal itu terungkap dalam rapat dengar pendapat antara Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lebak dengan manajemen rumah sakit pelat merah yang turut dihadiri direkturnya yakni Budhi Mulyanto .
Tahun 2023 menjadi awal belanja khususnya di Kabupaten Lebak, menggunakan e-katalog. Aplikasi tersebut, menurut Budhi menjadi penyebab kosongnya beberapa jenis obat dikarenakan belum tersedianya obat yang akan dibeli pada awal tahun di e-katalog.
“Sesuai arahan Presiden, semua barang dan jasa milik pemerintah diutamakan melalui e-katalog. Pengadaan (obat) utama kita di e-katalog, nah banyak item obat yang belum tersedia di sana,” kata Budhi usai rapat dengan Komisi III DPRD Lebak, Senin (27/03/2023).
Katanya, kekosongan obat-obatan tertentu memang selalu terjadi pada awal tahun. Tidak hanya di RSUD Adjidarmo melainkan juga di rumah sakit yang lain. Artinya, kondisi ini juga sudah tidak asing. Akan tetapi pihak manajemen hingga saat ini terus berupaya memantau ketersediaan obat di e-katalog.
“Memang ketersediaan di awal tahun kurang atau tidak ada sama sekali, dan ini kami akui karena kesalahan kami dalam membuat buffer stock untuk tiga bulan terakhir, seharusnya di akhir tahun kami bisa menyiapkan stok untuk tiga bulan ke dapan. Ada beberapa obat yang kita tidak bisa siapkan buffer stocknya sehingga di bulan Maret ada yang kosong,” papar pria yang dilantik menjadi direktur RSUD pada Januari 2023 lalu.
Budhi menyebut, kebanyakan jenis obat-obatan yang kosong adalah obat untuk penyakit seperti diabetes, jantung, hipertensi dan lain-lain. Jumlah pasien dalam per harinya pun cukup banyak. “Tapi untuk obat-obat yang penyakit lain aman ya. Terlebih dibulan Ramadan ini fasilitas dan ketersediaan obat dalam mendukung program mudik dimaksimalkan,” imbuhnya.
Sebelumnya, Komisi III DPRD Kabupaten Lebak, segera memanggil pihak manajemen RSUD dr Adjidarmo Rangkasbitung, untuk dilakukan rapat dengar pendapat soal adanya keluhan pasien BPJS yang mengeluhkan ketersediaan obat di rumah sakit tersebut.
Acep Dimyati, Wakil Ketua Komisi III mengungkapkan, rapat dengan RSUD terkait dengan masuknya informasi dan keluhan beberapa pasien BPJS baik mandiri maupun PBI yang melakukan rawat jalan terkait dengan ketersediaan obat di rumah sakit. “Ada laporan dari beberapa keluarga pasien BPJS yang mengeluh soal ketersediaan obat di rumah sakit. Gini contohnya, ada pasien berobat lalu pas mau ambil obat dikatakan bahwa beberapa obat yang diresepkan sedang kosong sehingga pasien harus membeli di luar rumah sakit,” ungkapnya.(mulyana)
Diskusi tentang ini post