SATELITNEWS.ID, SERPONG—Seorang warga Aceh M Basri tewas dikeroyok massa setelah dituduh sebagai begal di wilayah Ciater, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Jumat (8/5) dini hari lalu. Polisi mengamankan satu orang yang diduga menjadi pengeroyok M Basri.
Pengeroyokan terhadap M Basri terekam dalam video amatir yang viral di media sosial. Basri yang tertangkap dan berlumuran darah sudah dikerumuni warga. Tak hanya itu, dia diikat di pohon menggunakan kabel atau tali.
M Basri dituduh ingin merampas sepeda motor milik pemuda bernama Raka Indrawan di sebuah mini market kawasan Sektor 12, Ciater, Serpong. Raka kemudian berteriak meminta tolong. Warga yang melintas dan mendengar teriakan Raka segera mendatangi lokasi langsung menghakimi M Basri hingga luka parah. Luka parah yang dideritanya, menyebabkan Basri meninggal dunia di Rumah Sakit. Atas kejadian tersebut, Kapolsek Serpong AKP Supriyanto terus melakukan proses penyelidikan dan sudah mengamankan satu orang yang terlibat pengeroyokan.
“Satu orang berhasil kami amankan. Sampai sekarang masih proses pengejaran kepada para pelaku lainnya yang terlibat,” tutur Supriyanto saat dikonfirmasi, Minggu (10/5).
Supriyanto juga masih mendalami keterangan saksi dan memeriksa Closed Circuit Television (CCTV). Terutama terkait dugaan Basri ingin merampas motor.
“Baru meminta kunci motor dan belum terjadi, proses terhadap dugaan pelaku atau korban yang ingin merampas motor masih didalami dengan pemeriksaan saksi-saksi dan CCTV,” terangnya.
Lebih lanjut, adanya barang bukti adanya kunci leter T itupun masih dilakukan penyelidikan lebih dalam.
“Masih kita dalami kepemilikannya yang ada pada pelaku atau korban,” jelasnya.
Sementara itu untuk satu orang yang sudah diamankan di Polsek Serpong, dijerat tindak pidana pengeroyokan yang mengakibatkan seorang meninggal dunia. “Pasal 170 KUHP,” singkatnya.
Salah satu pegawai mini market membenarkan kejadian tersebut sekitar pukul 01.00 WIB dini hari. Namun, dirinya tak mengetahui apa yang menjadi penyebab hingga Basri diamuk warga.
“Iya katanya jam 1 pagi, tapi ini sudah tutup jam 10 malam udah tutup. Jadi enggak tau apa-apa,” imbuhnya.
Bahkan, pegawai mini market tersebut di pagi harinya kaget dengan banyaknya darah segar dan langsung membersihkannya.
“Iya saya yang bersihin, darahnya banyak banget,” pungkasnya.
Pengeroyokan terhadap M Basri menuai kecaman dari Ketua Aliansi Pemuda Aceh Jakarta Nazarullah. Dia memprotes kejadian tersebut. Pihaknya meminta semua pelaku pengeroyokan ditangkap dan Polsek Serpong mengklarifikasi pernyataannya.
“Jadi begini, saudara kami (korban) ini bekerja di salah satu kargo sebagai sopir kargo di daerah Ciater. Jadi dia itu kebetulan mau beli rokok di minimarket,” ucapnya.
Tempat kerja korban dengan lokasi juga tidak jauh, hanya beberapa meter saja. Makanya, saat kejadian, korban hanya membawa uang tunai untuk membeli rokok dengan berjalan kaki tetapi ada oknum yang meneriakinya.
“Saat dalam perjalanan ke minimarket itu, ada yang meneriaki dia maling, begal. Kalau dia memang begal, pasti membawa sajam untuk melukai orang. Tetapi dia hanya jalan dan tidak bawa apa-apa selain uang,” katanya.
Akibat teriakan itu, warga langsung memukul dan mengeroyoknya. Bahkan, dengan tega mengikat dan menyiksanya hingga akhirnya korban menghembuskan napas terakhir.
“Dia dikeroyok sampai kepala, celana keluar darah. Enggak bisa bicara lagi, karena ada teriakan maling-maling. Akhirnya massa kian bertambah brutal sampai korban diseret. Kita akan advokasi kasus ini,” ucapnya.
Dia berharap, semua pelaku yang terlibat dalam pengeroyokan itu ditangkap dan polisi memberikan klarifikasi atas pemberitaan yang beredar bahwa korban pelaku begal.
“Perlakuan biadap ini harus diproses sampai tuntas. Kami dari Aliansi Pemuda Aceh Jakarta dan Persatuan Aceh Serantau (PAS) siap mengawal proses hukum kasus ini. Kami juga sudah siapkan pengacara,” katanya. Almarhum merupakan warga Leuge, Kecamatan Peureulak, Aceh Timur. (jarkasih/gatot)
Diskusi tentang ini post