SATELITNEWS.COM, SERANG –Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di Provinsi Banten, dinilai akan terus terjadi, baik yang dilakukan oleh industri tekstil, garmen maupun yang lainnya.
Keputusan pahit itu, harus diambil oleh perusahaan sebagai bentuk strategi dalam menekan biaya operasional.
Belum lagi, kondisi upah di Banten yang dinilai cukup tinggi, sementara kondisi pasar global sedang mengalami kesulitan.
Sehingga berdampak pada penurunan jumlah permintaan. Maka dari itu, PHK masal itu, meskipun tidak diinginkan, tapi keputusan berat itu harus tetap dilakukan.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Provinsi Banten Edy Mursalim tak menyangkal hal tersebut.
Menurutnya, selama gep perbedaan upah masih tinggi antar daerah, potensi PHK masal itu akan terus terjadi. Sebab, para pengusaha akan lebih memilih daerah yang dengan upah murah.
“Banten ini masih terhitung daerah dengan upah tinggi. Karena pemesanan yang menurun, para pengusaha kemudian memilih ekspansi ke daerah dengan upah murah. Nanti selisih biaya operasionalnya itu bisa untuk membayar angsuran bank,” kata Edy, saat dihubungi, Senin (22/5/2023).
Meski demikian, Edy menilai PHK masal yang dilakukan oleh perusahaan Adidas yang terbaru itu belum diketahui apakah sudah melakukan ekspansi bisnis ke daerah lain atau belum. Namun secara umum, kedua hal di atas menurutnya menjadi salah satu penyebab PHK masal itu terjadi.
“Sebelum lebaran kemarin juga ada perusahaan di Banten yang melakukan PHK masal. Kemarin juga ada, dan ke depan saya yakin pasti akan kembali terjadi,” pungkasnya.
Maka dari itu, Edy menyarankan agar pemerintah bisa menyamaratakan upah di setiap daerah. Karena dengan begitu, para pengusaha akan mikir ulang untuk melakukan ekspansi usahanya keluar daerah.
“Tinggal mau tidak mereka duduk bersama antara pemerintah dengan DPR-nya,” imbuhnya.
Untuk diketahui, beberapa waktu lalu PHK masal dilakukan oleh produsen sepatu Adidas di Tangerang sebanyak 1.400 karyawan. Sebelumnya, menjelang lebaran Idul Fitri 1444 hijriyah lalu, PHK masal juga dilakukan oleh perusahaan pemasok pakaian Puma di Kabupaten Tangerang sebanyak 1.163 karyawan.
“PT Panarub dengan produksi sepatu olahraga Adidas itu kan sebelumnya sudah kita prediksi selain PT Pan Brothers dengan produksi garmen, ternyata memang benar-benar terjadi,” ucapnya.
Jauh sebelum itu, PT Nikomas Gemilang dan PT. Parkland World Indonesia (PWI) melakukan PHK besar-besaran dalam rangka efesiensi mengingat terjadi penurunan produksi karena negara-negara tujuan mereka mengalami resesi ekonomi.
PT Nikomas Gemilang menawarkan pemberhentian sukarela sebanyak 1.600 karyawan dengan penemuhan hak-hak mereka. Dan realisasinya sebanyak 800 karyawan yang mengajukan pemberhentian.
Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Banten, Septo Kalnadi, saat dikonfirmasi sejumlah awak media lebih memilih bungkam bahkan kabur dan menghindar menggunakan kendaraannya.
“Sudahlah, jangan tanyakan yang itu terus. Pasti terkait TPT kan,” ujarnya sambil berlalu. (mg2)
Diskusi tentang ini post