SATELITNEWS.ID, PANDEGLANG—Melemahnya pergerakan perekonomian akibat Covid-19, sudah benar-benar menghantui para pelaku Usaha Mikro Kecil Menegah (UMKM) di Kabupaten Pandeglang. Tak sedikit omzet pelaku UMKM yang merosot. Bahkan bayang-bayang kebangkrutan juga kini menerpa. Soalnya biaya yang mereka keluarkan untuk produksi, tidak sebanding dengan pendapatan.
Atas kondisi itu, ada sekitar 250 pelaku UMKM mengajukan bantuan kepada Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Dinkop dan UMKM) Kabupaten Pandeglang. Mirisnya, hingga saat ini mereka belum juga mendapatkan bantuan terdampak Covid-19.
Ketua Paguyuban Pedagang Wisata Kuliner Gedung Juang, Norman menyatakan, tak sedikit para pelaku UMKM yang resah atas kondisi Covid-19. Sementara itu, hingga kini Pemerintah Daerah juga belum terlihat upayanya untuk membantu pelaku UMKM yang terdampak pandemi Covid-19.
Norman mengungkapkan, beberapa waktu lalu, dia bersama rekan-rekannya sudah mengusulkan untuk mendapat bantuan. Sayangnya sampai saat ini tidak ada tanda-tanda usulan itu akan direalisasi.
“Terkait hal itu, memang benar kami dari pihak Kelompok Pedagang Mikro Anak Indonesia (KPMAI) Kabupaten Pandeglang, sudah pernah melayangkan surat permohonan bantuan dengan melampirkan legalitas kelompok, juga data diri masing-masing para pelaku usaha. Namun sampai detik ini, kami belum pernah menerima bentuk bantuan apapun baik dari pemerintah pusat, provinsi atau daerah,” keluh Norman, Rabu (17/6).
Menurut Norman, imbas dari wabah virus corona itu bukan saja mengurangi pendapatan para pedagang. Bahkan ada beberapa pedagang yang sudah gulung tikar, lantaran tidak memiliki modal untuk berjualan.
“Pada kenyataannya, kami KPMAI di sini sangat merasa terdampak oleh Covid-19. Bahkan sebagian dari kelompok kami ada yang sudah gulung tikar,” keluhnya.
Terpisah, Kepala Bidang UMKM pada Dinkop Pandeglang, Sukri mengakui, bahwa para pelaku UMKM belum tersentuh bantuan. Namun, pihaknya sudah mengakomodir usulan dari pelaku UMKM. “Sampai sekarang belum ada bantuan (untuk pelaku UMKM, Red) dari pemerintah,” katanya.
Menurut Sukri, dari 250 pelaku UMKM di Kabupaten Pandeglang, baru ada sekitar 230 yang mengusulkan bantuan. Namun yang lolos verifikasi hanya ada 148 UMKM. Pihaknya mengaku, sudah mengusulkan ke Pemprov Banten agar para pelaku UMKM mendapat bantuan.
“Kami sudah usulkan ke provinsi, kuota yang kita ajukan ada 230 pelaku UMKM tapi yang sudah kami verifikasi baru ada 148. Spesifikasi bantuannya kami masih menunggu, belum tahu mereka dapat bantuan apa,” jelasnya.
Dalam proses pengajuannya jelas Sukri, para pelaku UMKM hanya menyertakan surat keterangan usaha dan data diri pribadi. Dikatakannya, penyertaan data diri penting dilampirkan agar pada saat realisasi bantuan yang diberikan tidak tumpang tindih dengan bantuan yang lain.
“Sementara yang kami verifikasi itu yang punya legalitas persyaratan usahanya jelas, seperti keterangan usaha, dan kelengkapan administrasi. Soalnya takutnya mereka juga dapat bantuan lagi dari yang lain jadi agar tidak dobel bantuannya,” ungkapnya.
Virus corona itu lanjutnya, membawa dampak besar terhadap pelaku UMKM, karena banyak UMKM yang penjualan produknya menurun. Akibatnya, para pegawai yang menggantungkan nasib di usaha tersebut tak optimal bekerjanya.
“Pastinya ada, misalnya mereka sudah membuat produknya tapi daya beli masyarakat kurang. Lalu kalau ada UMKM yang punya karyawan, paling tidak jam kerjanya dikurangi. Namun tidak sampai pemberhentian,” tandasnya. (nipal/aditya)
Diskusi tentang ini post