SATELITNEWS.COM, PANDEGLANG – Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VIIi Kementerian Riset Teknologi dan Kebudayaan (Kemenristekbud), melakukan penelitian diduga arca di Gunung Payung. Benda peninggalan sejarah itu, berada di wilayah Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK).
Pamong Budaya Ahli Muda Kemenristekbud, Swedhi Hananta mengatakan, lokasi arca tersebut membutuhkan perjalanan selama sepuluh hari dari wilayah konservasi. Dilokasi tersebut ditemukan beberapa peninggalan sejarah yang biasa digunakan masyarakat untuk persembahan.
“Temuan Situs Arca di blok Gunung Payung, yang terdiri dari empat Arca Pion, dan dua Arca Kepala. Masih harus diperdalam keterkaitan dengan situs yang lainnya karena jika dilihat dari motif, jenis batuan dan pahatan berbeda dengan situs-situs lain yang pernah dijumpai,” kata Swedhi, Kamis (20/6/2024).
Dia menerangkan, terkait situs di Ciuluran, besar kemungkinan di kawasan tersebut ada sebuah kerajaan atau semisal lokasi pemujaan. Oleh karena, kedua jenis arca yang ditemukan itu biasa dilakukan sebagai ritual persembahan terhadap salah satu dewa.
“Situs ini merupakan situs Yoni. Yoni merupakan personifikasi dari penjelmaan Dewa Siwa. Idealnya pasangan Yoni adalah Lingga yang biasa digunakan dalam upacara-upacara persembahan dewa. Kemungkinan sekitaran Ciuluran pada masa lampau merupakan bekas pemukiman, dengan perkiraan satu jaman dengan situs Ganesha di panaitan,” tambahnya.
Dia mengaku, baru bisa melakukan analisis sementara dan masih memerlukan waktu penelitian yang cukup panjang untuk menentukan peninggal arca tersebut berasal dari kerajaan mana.
“Dengan temuan ini pula diharapkan menjadi informasi penting terkait kehidupan di masa lampau yang berada di wilayah tersebut dan juga menjadi kekayaan budaya bagi TNUK,” ujarnya.
Sejarawan Banten, Dadan Sujana mengatakan, temuan arca tersebut belum bisa dipastikan berasal dari peninggalan kerajaan mana, karena harus melakukan penelitian lebih lanjut. Akan tetapi, peninggalan tersebut mirip dengan arca yang berada di Jawa Tengah
“Di situ memang situs sejarah, tetapi kita belum tahu kerajaan mana yang membuat situs tersebut. Tetapi yang pasti di sana ditemukan Yoni, ada kuncup-kuncup seperti di Jawa Tengah, ada Kalmakara juga pertanda itu buatan manusia,” ungkap Dadan.
“Persoalannya sekarang adalah apakah situs tersebut baru ditemukan oleh tim dari BPK atau bagaimana, menurut laporan yang saya terima, sangat disayangkan situs itu sudah acak-acakan, situs tersebut sudah ada yang diduga hilang, hanya tinggal objek yang dianggap tidak penting bagi pencuri, karena ketika dilakukan penggalian sudah ada yang kopong,” sambungnya.
Ditanya terkait peninggalan Kerjaan Pajajaran, Dadan mengaku kemungkinan tersebut sangat kecil, karena situs yang ditinggalkan memiliki banyak kemiripan dengan kerajaan-kerajaan di wilayah Jawa Tengah yang menganut agama Hindu.
“Belum tahu, apakah itu sisa kerjaan atau apa, yang pasti itu tempat pemujaan karena disitu ditemukan Yoni, biasanya Yoni itu berkaitan dengan tempat pemujaan. Kalau melihat Pajajaran bukan, karena Pajajaran itu bukan Hindu, yang pasti pra Islam, karena di lokasi itu Hindu banget,” imbuhnya. (adib)
Diskusi tentang ini post