Diminta Tak Main – Main Tanggulangi Kasus DBD
satelitnews.com, PANDEGLANG–Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang dan seluruh Puskesmas di 35 Kecamatan seKabupaten Pandeglang, diminta lebih memaksimalkan penanganan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), serta penyakit menular dan membahayakan yang menyebar di masyarakat.
Ketua Komisi IV DPRD Pandeglang Habibi Arafat mengaku, prihatin dengan meningkatnya kasus DBD dibeberapa Kecamatan. Terlebih, baru memasuki awal tahun sudah mencapai 80 kasus. “Kami sangat prihatin, dan harus ditangani serius,” kata Habibi, Kamis (16/1).
Ia berharap, kasusnya tidak terus menyebar. Para korban yang terjangkit DBD, diharapkan cepat pulih. Politisi Partai Golkar ini juga meminta, Dinkes dan seluruh Puskesmas yang ada khususnya di wilayah endemis DBD, agar memberikan pelayanan dan deteksi dini secara maksimal.
“Pelayanannya harus ditingkatkan dan diprioritaskan. Supaya pasien DBD benar – benar mendapat pelayanan kesehatan. Sehingga, cepat pulih dan tidak terus menyebar,” tambahnya.
Ditegaskannya, Dinkes harus memberlakukan siaga wabah DBD. Sebab katanya, wabah ini diperhatikan terus meluas ke beberapa Kecamatan. “Siaga itu bukan hanya soal penanganan ketika warga sudah terjangkit, tetapi harus diwaspadai sejak dini penyebarannya. Baik dengan gerakan membasmi jentik dan nyamuknya, melalui fogging (pengasapan) atau gerakan lainnya,” ujarnya.
Senada, Ketua Lembaga Kajian dan Pengembagan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PC NU Pandeglang, Zaneal Abidin meminta, Pemda Pandeglang agar memberikan pelayanan prima bagi penderita DBD. Karena pelayanan kesehatan merupakan pelayanan dasar, sekaligus wajah pelayanan Pemda di mata masyarakat.
“Paling tidak, atau sekurang – kurangnya ditetapkan masa tanggap darurat DBD. Sekaligus pemetaan wilayah, dengan potensi terjangkit dengan pengoperasian tanggap darurat diseluruh Puskesmas dan RSUD,” ungkap Zaenal.
Ditambahkannya, RSUD Berkah Pandeglang juga agar membuka satu loket tambahan, khusus pasien rujukan terjangkit DBD sebagai bentuk penanganan cepat. “Dengan pelayanan yang bersifat pengarusutamaan, penanganan pasien lebih didahulukan dibanding yang bersifat administratif,” tandasnya.
Ia juga mendorong Dinkes, untuk melakukan tindakan preventif baik berupa penanganan medis atau bentuk lain, dalam penanganan wabah DBD. “Berikan juga penyuluhan kepada masyarakat, terkait rawannya wabah DBD di musim pancaroba,” imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), terus meningkat. Hingga kini, menjadi 80 kasus. Sebelumnya, di Kecamatan Sumur ada 57 kasus, kini menyebar ke warga lainnya di Kecamatan Majasari, Cibitung, Banjar dan Pandeglang. Jumlah tersebut, terdata sejak awal Januari 2020 hingga sekarang.
Walau jumlah penderita terus bertambah, tetapi hingga kini Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pandeglang belum menganggap ini kejadian luar biasa, sehingga tak ditetapkan sebagai status Kejadian Luar Biasa (KLB).
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Pandeglang, dr Ahmad Sulaiman mengakui, penderita DBD di Kecamatan Sumur lebih besar dibanding daerah lainnya. Tak heran, kini perhatian instansi kesehatan mengarah ke wilayah tersebut.
“Peningkatan kasus DBD ini, memang tidak mudah diagnosisnya. Satu hal yang harus dicamkan, diagnosis DBD itu harus lewat pemeriksaan laboratorium. Yang 10 itu, sebagian ada yang sudah pulang dan ada yang masih dirawat,” kata dr Sulaiman, Rabu (15/1).
Katanya, meningkatnya kasus DBD khususnya di Kecamatan Sumur bukan sesuatu yang mengagetkan. Sebab, Sumur dan Pandeglang pada umumnya, tergolong wilayah endemis DBD. “Hal ini bisa terjadi dimana-pun. Tinggal masalahnya, bagaimana masyarakat bisa mencegah atau mengantisipasi DBD. Karena penyakit ini yang disebabkan oleh virus, yang dihantarkan oleh vektor nyamuk. Tapi yang jelas, Pandeglang memang endemis DBD,” tambahnya. (nipal/mardiana)
Diskusi tentang ini post