SATELITNEWS.COM, TANGSEL—Harga cabai rawit merah di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) melonjak naik hingga Rp 100 ribu per kilogram. Kenaikan itu terjadi sejak satu bulan lalu. Minimnya pasokan cabai disebut menjadi faktor meroketnya komoditi tersebut.
Junita Hasibuan, salah satu pedagang di Pasar Bukit Pamulang mengatakan, langkanya ketersediaan cabai dari petani membuat harganya naik. Menurutnya, harga cabai yang sebelumnya Rp 40 ribu per kilogram kini naik 150 persen hingga membuat pedagang kewalahan.
“Untuk harga cabai hari ini mencapai Rp 100 ribu, cabai merah Rp 60 ribu, cabai ijo Rp 60 juga. Sebenarnya mulai naik dari habis lebaran haji kemarin, harga sempat turun Rp 30 ribu, semakin ke sini beranjak naik Rp 100 ribu sekarang ini,” ujarnya saat ditemui di lokasi, Rabu (31/7).
Junita menyampaikan, dirinya mendapatkan pasokan cabai dari Pasar Induk Tanah Tinggi, Kota Tangerang. Dari penjelasan yang ia terima, cuaca ekstrem membuat petani cabai gagal panen. Namun, kata dia, pedasnya harga cabai tidak membuat daya beli melesu.
“Dapat dari Pasar Induk, katanya karena stoknya kosong. Entah dari petani atau musim kemarau juga berpengaruh. Iya kalau ibu-ibu si pengeluaran jadi double, yang tadinya cukup untuk belanja semua kebutuhan jadi berkurang, jadi banyak yang mengeluh juga,” katanya.
Menurut Junita, turunnya harga nantinya tidak dapat dipastikan. Pasalnya, puluhan tahun ia berjualan memang komoditi khusunya cabai tidak bisa diperkirakan.
“Bisa biasanya kalau stok tiba-tiba melimpah harga turun drastis tetapi tidak menentu. Misal nanti malam bisa turun drastis kalau barangnya turun banyak. Bisa lompat lagi harganya kalau kosong. Kalau mahalnya ini sudah berlangsung sebulan, jadi mau tidak mau diikuti saja,” ucapnya.
Junita berharap, pemerintah terkait dapat mengatasi permasalahan tersebut. Selain itu, untuk komoditi sayuran terpantau normal.
“Iya normalkan saja,. Kalau sayuran tidak terlalu, kenaikan paling hanya ribuan. Kaya tomat sekarang turun drastis yang tadinya 40 ribu sekarang cuma 10 ribu,” katanya.
Hal serupa juga terjadi di Pasar Serpong, kenaikan harga cabai sangat memberatkan penjual maupun pembeli. Terlebih, kenaikan ini dinilai tidak wajar lantaran nyaris naik tiga kali lipat dari harga normal.
“Tinggi sekarang kemarin itu sempat di Rp 80 ribu per kilogram, naiknya bertahap ke Rp 100 ribu. Cabai rawit sudah mulai naik,” ucap Yudi, salah satu pedagang di Pasar Serpong.
Kenaikan harga ini membuat sejumlah pembeli mengeluh, Leli (55) salah satunya. Wanita penjual nasi uduk ini sempat berhenti berjualan lantaran harga komoditi mencekik. Akhirnya, untuk menyiasati dirinya harus mengurangi penggunaan cabai di masakannya.
“Cabai kalau lagi mahal begini ampun dah. Kalau cabai 40 normalnya mendingan, apalagi ini semua kebutuhan pokok naik semua, katanya ekonomi mau distandarkan tapi harga pada naik pemerintah diam saja. Buat orang kecil capek lah apa apa naik,” paparnya.
“Sekarang belanja hanya satu kilo untuk empat hari, biasanya bisa buat beli komoditi lain, sekarang cabai saja tipis banget untungnya. Terpaksa saya kurangin penggunaan nya. Diakal akali aja,” imbuhnya. (eko)
Diskusi tentang ini post