SATELITNEWS.COM, SERANG – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten, mendeteksi sebanyak 219 titik kejadian bencana alam atau Hidrometeorologi, di sejumlah daerah sejak tanggal 1-12 Desember 2024. Jumlah itu, terdiri dari 118 bencana banjir, 48 tanah longsor dan 53 cuaca ekstrem.
Kondisi itu, paling banyak terjadi di wilayah Kabupaten Lebak dan Pandeglang. Maka dari itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten, menetapkan dua daerah tersebut pada status Siaga darurat, yang telah dikeluarkan pada tanggal 11 Desember 2024 sampai 31 Januari 2025. Sedangkan untuk di Kabupaten Lebak, dari tanggal 2-15 Desember 2024.
Penata Ahli Muda Penanggulangan Bencana BPBD Provinsi Banten, Yesaya Simanjuntak mengatakan, pihaknya telah menyiagakan personel berikut dengan peralatannya ke sejumlah titik bencana, termasuk juga di Tangerang Raya.
“Kita sudah berkoordinasi dan menyiagakan seluruhnya, dari mulai bantuan logistik, kesehatan sampai pendirian tenda darurat,” kata Yaseya, Kamis (12/12/2024).
Yesaya merinci, dari berbagai bencana yang terjadi itu tercatat lima orang meninggal dunia dan empat orang luka-luka dengan total 39.284 jiwa dan 10.311 KK yang terdampak.
“Ke 43 rumah rusak berat, 7 rusak sedang, 175 rusak ringan. Sedangkan untuk fasilitas umum, 2 tempat ibadah yang rusak, 10 tempat pendidikan, 7 jalan dan 2 jembatan,” imbuhnya.
Sementara, Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Banten mencatat sebanyak 7.882,4 hektar persawahan tanaman padi masyarakat, terendam banjir. Jumlah itu tersebar di tiga daerah, Kabupaten Serang, Kota Serang, Kabupaten Lebak dan yang paling banyak di Kabupaten Pandeglang.
Kepala Distan Provinsi Banten Agus M. Tauchid mengatakan, di Kabupaten Pandeglang luas tanaman padi warga yang terendam banjir mencapai 7.167,5 Hektar.
Kemudian, Kabupaten Serang seluas 448 Hektar, Kabupaten Lebak seluas 246,9 Hektar dan di Kota Serang seluas 20 Hektar.
Di Kabupaten Pandeglang, banjir terjadi di 13 Kecamatan, pertama Kecamatan Patia dengan luas lahan persawahan yang terendam mencapai 1.190 Hektar.
Lalu, Sukaresmi 1.092 Hektar, Angsana 990 Hektar, Pagelaran 746,71 Hektar, Cikeusik 723 Hektar, Panimbang 630 Hektar, Sobang 425,5 Hektar, Cisata 345 Hektar, Saketi 325 Hektar, Picung 305 Hektar, Sindangresmi 200 Hektar, Bojong 105 Hektar dan Munjul 90 Hektar.
Kemudian di Kabupaten Serang, banjir terjadi di 11 kecamatan, yang merendam persawahan warga di Kecamatan Tunjung Teja 125 Hektar, Padarincang 70 Hektar, Pontang 71 Hektar, Mancak 35 Hektar, Cinangka 35 Hektar, Cikeusal 32 Hektar, Jawilan 25 Hektar, Ciruas 20 Hektar, Lebakwangi 20 Hektar, Tirtayasa 10 Hektar dan Bandung 5 Hektar.
Di Kabupaten Lebak, banjir merendam persawahan warga di 10 Kecamatan, pertama Banjarsari 83 Hektar, Cijaku 38 Hektar, Kalanganyar 31,5 Hektar, Bojongmanik 22 Hektar, Cibadak 20 Hektar, Leuwidamar 18 Hektar, Bayah 16,9 Hektar, Cirinten 10 Hektar, Cimarga 6 Hektar dan Rangkasbitung 1,5 Hektar.
“Sedangkan banjir di Kota Serang terjadi di Kecamatan Kasemen Desa Kasunyatan seluas 20 Hektar,” tandasnya.
Kerusakan yang terjadi, lanjutnya, mayoritas pada persawahan warga yang masih pada tahap persemaian. Sehingga, berdasarkan catatan di lapangan tidak ada petani yang mengalami puso atau gagal panen.
“Setelah terdata semua, kami akan memberikan bantuan bibit kepada petani yang sawahnya terendam banjir,” ujarnya. (luthfi)
Diskusi tentang ini post