SATELITNEWS.COM, PANDEGLANG – Pemkab Pandeglang, mendukung rencana program swasembada pangan yang dicanangkan Pemerintah Pusat. Dukungan itu, sejalan dengan luasnya lahan pertanian yang dimiliki.
Bupati Pandeglang Irna Narulita mengatakan, salah satu sektor penunjang perekonomian masyarakat di Kabupaten Pandeglang yakni, dari sektor pertanian. Oleh karena itu, Pemkab Pandeglang memiliki kewajiban mengoptimalkan semua sektor pertanian melalui berbagai kebijakan agar bermanfaat bagi masyarakat banyak.
“Sudah menjadi kewajiban kita bersama, agar Kabupaten Pandeglang menjadi berkah, berdaya saing dan sejahtera. ini tentunya, perlu melakukan perbaikan program pembangunan pada berbagai dimensi sosial dan masyarakat di Kabupaten Pandeglang,” kata Irna, di acara Konsultasi Publik RKPD, di Aula Setda Kabupaten Pandeglang, Senin (23/12/2024).
Irna mengajak kepada semua pihak, agar bisa memberikan saran dan masukan terhadap program kegiatan pembangunan, yang akan dimasukan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2025, salah satunya dalam hal swasembada pangan
“Kita berkumpul, untuk secara bersama-sama menyatukan pikiran dan langkah-langkah strategis dalam rangka meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan di Kabupaten Pandeglang,” tambahnya.
“Forum konsultasi publik ini, adalah salah satu rangkaian dari tahapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kabupaten (Musrenbangkab) tahun 2025, dalam rangka menyusun RKPD Pandeglang tahun 2026,” tuturnya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Pandeglang, Sutoto mengatakan, Kabupaten Pandeglang merupakan daerah prioritas Nasional untuk perwujudan Asta Cita kedua, yang mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau dan ekonomi biru.
“Kontribusi swasembada pangan, mencapai 34 persen dan masuk kategori peringkat kedelapan skala nasional. Kabupaten Pandeglang memiliki luas sawah baku sekitar 52 ribu hektare dan luas lahan sawah produktif mencapai 96 ribu hektare,” ujarnya.
“Provitas 6,2 ton gabah kering basah (GKB) per hektare, dengan capaian panen padi sekitar 546 ribu ton yang tersebar di 35 kecamatan, 326 desa dan 13 kelurahan. Ketimpangan produksi padi antara wilayah utara yang sudah memiliki sistem irigasi memadai dengan wilayah selatan yang mengandalkan air tadah hujan,” sambungnya.
Sutoto menerangkan, surplus beras yang dihasilkan dari panen padi setiap tahun mencapai 311 ribu ton dan bisa mengendalikan inflasi harga gabah kering giling dan harga beras yang akan mensejahterakan petani.
Produksi pertanian tahun 2024, lanjutnya, lebih meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang terancam kekeringan dampak El Nino yang hanya mencapai 69 hektare realisasi tanam dari sasaran tanam seluas 160 hektare.
“Upaya akselerasi swasembada pangan telah didukung dengan rehabilitasi daerah irigasi (DI) Cibaliung di Kecamatan Cikeusik seluas 4.303 hektare yang terdiri dari Cibaliung kiri seluas 1.810 hektare dengan debit 2,73 meter kubik per detik,” tuturnya.
“Serta Cibaliung, seluas 2.493 hektare dengan debit 3,76 meter kubik per detik. Di samping itu dilakukan peremajaan saluran primer sepanjang 31,74 kilometer dan saluran sekunder sepanjang 13,83 kilometer,” imbuhnya.
Kemudian, kata Sutoto, Pemkab juga melakukan rehabilitasi bangunan bagi sadap sebanyak 3 unit, bangunan ukur satu unit, bangunan terjun lima unit, bangunan sadap 31 unit, gorong-gorong pembuang 44 unit, dan talang pembuang 36 unit.
“Rehabilitasi DI Cibaliung itu telah dimulai bulan Oktober 2024 dan ditargetkan selesai pada bulan Oktober 2026. Diharapkan sistem pengelolaan air pada DI Cibaliung dapat modernisasi sehingga mampu meningkatkan kapasitas saluran irigasi serta dapat memaksimalkan potensi sumber daya lahan pertanian dan air irigasi,” ujarnya lagi.
Menurut Sutoto, kebijakan rehabilitasi akan berdampak terhadap peningkatan produktivitas pertanian, dengan indeks pertanaman dari 113 persen menjadi 190 persen. Begitu juga, dengan pembangunan Bendung dI Cimoyan, Desa Ciherang, Kecamatan Picung.
Selain itu, rehabilitasi DI juga dilanjutkan dengan pembangunan jaringan irigasi dengan areal mencakup 11 desa di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Picung, Sindangresmi dan Kecamatan Patia dengan total luas area sekitar 963 hektare.
“Kebutuhan lahan untuk areal Bendung Cimoyan seluas 3,61 hektare dari total 48,46 hektar jaringan irigasi. Potensi Pandeglang sebagai daerah swasembada pangan didukung pula dengan produksi jagung sebanyak 13 ribu ton per tahun dan produksi kedelai sebanyak 1,6 ton per tahun,” katanya.
“Dengan demikian Kabupaten Pandeglang layak ditetapkan dengan prioritas nasional dan prioritas provinsi sebagai lokus pembangunan swasembada pangan berkelanjutan,” tutupnya. (adib)
Diskusi tentang ini post