SATELITNEWS.ID, SERANG—Sebanyak 607 perusahaan yang ada di Banten masih abai dalam penerapan protokol kesehatan Covid-19. Umumnya perusahaan tersebut berkategori menengah ke bawah dan berada di Pandeglang dan Lebak. Kabar baiknya, sebanyak 19.638 perusahaan sudah mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid -19. Belasan ribu perusahaan itu umumnya industri besar dengan area di perkotaan seperti Tangerang, Serang dan Cilegon.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Banten Al Hamidi, mengungkapkan, dari jumlah perusahaan besar, sedang dan perusahaan kecil di Banten sekitar 20.246 perusahaan, sebanyak 19.638 perusahaan sudah mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19 dan 607 perusahaan yang belum mematuhi.
“Pengertian mematuhi protokol kesehatan Covid-19 ini yakni mematuhi anjuran protokol kesehatan seperti jaga jarak, menggunakan masker dan menyiapkan tempat cuci tangan,” katanya, akhir pekan lalu.
Dengan demikian, kata dia, sebanyak 19.638 perusahaan tersebut dengan jumlah karyawan sekitar 1,4 juta, sudah patuh terhadap anjuran pemerintah dalam upaya pencegahan penularan Covid-19 di lingkungan pekerjaan tersebut. Sedangkan sebagian kecil perusahaan yakni 607 perusahaan belum sepenuhnya mematuhi protokol kesehatan termasuk para karyawannya. Sehingga pihaknya sudah menyampaikan teguran atau peringatan untuk mematuhi protokol kesehatan Covid-19. Ia mengatakan, perusahaan yang tidak mematuhi protokol kesehatan tersebut khususnya perusahaan-perusahaan kecil termasuk tempat-tempat wisata.
“Artinya mereka juga sudah memiliki badan usaha. Mulai dari wilayah Selatan Banten sampai utara, banyak yang tidak mematuhi,” kata Alhamidi.
Pihaknya menilai banyak perusahaan dan masyarakat yang belum mematuhi protokol kesehatan karena kurangnya kesadaran. Terlebih pada masa new normal ini atau pada masa adaptasi kebiasaan baru ini.
Sementara itu, salah seorang karyawan tempat wisata laut terbuka di Carita, Pandeglang, Rosidi mengaku pihaknya sudah melakukan sosialisasi kepada para pengunjung. Salah satunya meminta agar tetap menjaga kebersihan dan tidak terlalu banyak berkumpul dengan para pengunjung lainnya yang tidak saling kenal.
“Kalau dibilang abai akan anjuran pemerintah, sulit rasanya. Di sini pengunjung yang datang banyak. Ada juga yang satu rombongan Bus. Kami tetap memberikan imbauan agar mereka saling memahami. Tapi tetap saja sulit, karena mereka terbawa suasana wisata,” ungkapnya.
Pihaknya menyadari atas hal protokol kesehatan Covid-19. Namun hal tersebut tidak bisa diterapkan. “Kami serba salah. Yang kami pahami adalah kami butuh sesuatu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sudah ada wisatawan yang berkunjung saja sangat senang. Dan kami tidak bisa menolak maupun mengusir kedatangan masyarakat yang mau berlibur. Disatu sisi kami butuh penghasilan. Wisatawan juga butuh hiburan. Semoga korona segera berakhir. Dan Allah SWT melindungi kita semua,” harap Rosidi seraya mengharapkan tidak ada dampak buruk akibat kedatangan wisatawan. (rus/bnn/gatot)
Diskusi tentang ini post