SATELITNEWS.ID, SERANG–Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Serang mengusulkan data 1.500 orang penerima bantuan Kementerian Sosial (Kemensos) untuk dihapus melalui aplikasi Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial (SIKS) – Next Generation (NG), ke Pusdatin Kemensos. Hal ini karena data penerima tersebut bermasalah.
Sekretaris Dinsos Kabupaten Serang, Sri Rahayu Basukiwati mengatakan, data yang diusulkan untuk dihapus merupakan usulan dari Desa melalui hasil pertemuan. Mereka kemudian mengirim ke Dinsos, dari Dinsos dikirim ke Pusdatin melalui aplikasi SIK – NG.
“Jadi dari 1.500 itu, ada yang meninggal, tidak tepat sasaran, pms dan lainnya. Untuk penyaluran bantuan tahap ketiga, sudah mulai terpotong, yang tadinya tidak tepat sasaran, dobel, meninggal, itu sudah perbaikan,” kata Sri, Selasa (28/7).
Katanya, untuk perbaikan data secara umum, sejak bulai Juli awal selama 7 hari pihaknya sudah melakukan Bimtek terhadap tenaga SIKS – NG di Desa. Dimana setiap Desa, ada satu orang. Sehingga, total 326 orang di Bimtek.
“Di Bimtek, bagaimana cara memasukan data orang tidak mampu, melalui aplikasi yang harus dimiliki masing-masing Desa,” ujarnya.
Akan tetapi katanya, untuk usulan penerima pengganti, pihaknya saat ini belum mendapatkan aplikasi. Padahal seharusnya hal itu dilakukan berbarengan. “Makanya untuk data, gampang-gampang susah. Kalau kita dibilang mainkan data, enggak bisa. Untuk masuk SIKS – NG itu, kita sudah melalui beberapa proses. Kita dapat kuota 110.015 KPM, kita masukan data lebih dari itu tapi disaring lagi, kita takut ada NIK ganda, tidak valid. Itu biasanya secara otomatis dari sana langsung terevaluasi,” paparnya.
Ditambahkannya, untuk masyarakat yang sudah dibantu, saat ini jumlahnya sudah sangat banyak. Hanya saja, masih ada masyarakat yang merasa belum dapat bantuan dan lapor ke Ombusdman. “Sudah tugas kita croschek, betul enggak belum dapat bantuan. Kita lihat lewat NIK, apakah belum dapat bantuan. Kalau sudah, muncul di database kita,” ujarnya.
Ia-pun memastikan, untuk penyaluran bantuan sudah berjalan dengan lancer, terutama melalui PT Pos. Sedangkan untuk penyaluran melalui Himpunan Bank Negara (Himbara), ia mengakui kesulitan berkoordinasi.
“Kalau Himbara koordinasinya susah. Mereka kadang-kadang kerja sendiri. Waktu itu kita minta koordinasi, mereka susah. Kalau Bantuan Sosial Tunai (BST) Kemensos, sudah mau berakhir tahap ketiga,” imbuhnya. (sidik/mardiana)
Diskusi tentang ini post