SATELITNEWS.ID, PANDEGLANG–Hujan lebat yang melanda wilayah Kabupaten Pandeglang, membuat tidak sedikit pesawahan tergenangi luapan air yang cukup deras. Alhasil, puluhan hektar tanaman padi para petani di Kabupaten Pandeglang terancam gagal tanam.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, sedikitnya ada sekitar 50 hektar lebih tanaman padi petani di wilayah Kecamatan Patia dan juga puluhan hektar di wilayah Kecamatan Munjul, yang dilanda luapan air deras sejak tadi malam. Hal itu membuat tanaman yang usia tanamnya baru satu bulan, terancam rusak.
Kepala Desa (Kades) Idaman, Kecamatan Patia, Ilman mengatakan, akibat terjadinya hujan lebat yang melanda wilayahnya sejak tadi malam, membuat sawah para petani yang baru ditanami padi terendam luapan air dari sungai. Dia memprediksi, banjir yang melanda area pesawahan petani akan menyebabkan tanaman padi petani bisa gagal tanam.
“Kalau melihat kejadian banjir sebelum-sebelumnya yang melanda pesawahan petani, memang tanan padi petani sering terjadi gagal tanam. Maka banjir yang saat ini terjadipun diprediksi akan menyebabkan tanaman padi petani gagal tanam,” kata Ilman, Kamis (3/12).
Menurut Ilman, jika tanaman padi gagal tanam, tentu para petani diwilayahnya akan merugi. Bahkan sebelumanya, sempat mengalami gagal tanam akibat hama bekicot, sehingga untuk musim tanam kali ini bisa terjadi dua kali gagal tanam.
“Kemungkinan besar jika musim penghujan ini masih terus berlangsung, dampak banjir yang melanda area pesawahan akan lebih meluas lagi,” prediksinya.
Terpisah, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana (Sapras) Dinas Pertanian (Distan) Pandeglang, Uun Junandar mengatakan, sekarang memang cuaca sedang musim penghujan dan curah hujannya cukup tinggi. Hal itu menurutnya, bisa berdampak terhadap tanaman padi para petani di Pandeglang, yang saat ini tengah musim tanam.
“Akibat musim penghujan ini, potensi kebanjiran itu dampaknya nanti pada gagal tanam atau panen. Seperti untuk wilayah Pandeglang selatan, namun mudah-mudahan hal itu tidak terjadi,” katanya.
Untuk mengantisipasi ungkapnya, Distan sejak awal sudah membuat solusi program asuransi bagi para petani. Karena diyakininya, melalui program asuransi itu akan mampu membantu petani saat terjadi gagal tanam maupun gagal panen.
“Asurani ini bisa memberikan jaminan kepada para petani, ketika mengalami gagal panen atau tanam. Sebab jika petani yang sudah masuk asuransi pertanian bisa terbantu dengan program itu,” jelasnya.
Selain program asuransi pertanian, pihaknya juga akan mengusulkan untuk bantuan benih kepada Pemprov Banten untuk yang gagal tanam akibat bencana banjir tersebut.
“Kami juga sudah menurunkan tim ke lapangan untuk mendata lahan pertanian warga yang terdampak banjir, sehingga nantinya bisa diajukan untuk bantuan benih,” pungkasnya. (nipal/aditya)