SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Langkah SDN Sukasari 5 Kecamatan Tangerang Kota Tangerang untuk meraih adiwiyata mandiri di tahun 20121 terhenti untuk sementara waktu. Sekolah tersebut menunda keikutsertaannya dalam program adiwiyata mandiri karena fokus membangun lingkungan baru.
Sekolah dasar yang terletak di Jalan Mochammad Yamin No.20, RT 003/RW 003, Babakan, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang itu mendapatkan status adiwiyata pertama di tingkat Kota Tangerang pada tahun 2013. Kemudian pada tahun 2016 mereka merebut adiwiyata tingkat provinsi. Predikat adiwiyata nasional diraihnya pada tahun 2019.
Pada tahun 2020 lalu, mereka seharusnya memulai upaya menuju adiwiyata mandiri. Namun munculnya wabah virus corona membuat langkah mereka tertunda. Penundaan juga dilakukan karena SDN Sukasari 5 berpindah lokasi dari sebelumnya di belakang Tangcity Mal menjadi di pinggir Jalan Mochammad Yamin.
“Kemarin di tahun ajaran 2020/21 ditunda dulu untuk adiwiyata mandiri karena pindah sekolah. Dokumennya harus ganti,”ujar Guru bidang adiwiyata SDN Sukasari 5 Badaruddin kepada Satelit News.
Meski menunda keikutsertaan, SDN 5 Sukasari tetap melakukan persiapan. Mulai dari merawat lingkungan sekolah hingga menyiapkan berkas-berkas dokumen. Selain itu, SDN Sukasari 5 juga membina beberapa sekolah di Karawaci yang ingin mendapatkan predikat sekolah adiwiyata. Seperti diketahui, salah satu syarat menuju adiwiyata mandiri adalah mampu membina sekolah untuk mendapatkan adiwiyata.
SDN Sukasari 5 memiliki lahan yang cukup luas jika dibandingkan sekolah lainnya. Oleh karena itu, mereka leluasa untuk menata lingkungan hingga menjadi cantik dan asri.
Para guru dan murid memanfaatkan secara penuh lahan untuk menanam berbagai jenis pohon. Mereka juga membuat kolam ikan lele, mujaer serta patin. Selain itu ada juga tanaman hidroponik dan tanaman obat bahkan gazebo untuk siswa.
“Di sini program unggulannya adalah kebun sekolah, tanaman dan kolam ikan,”imbuh Badarudin.
Dia menuturkan para guru di SDN Sukasari 5 memiliki pengalaman tentang budidaya ikan. Mereka berhasil mengembangbiakkan ikan lalu merawat hingga mampu memanennya.

“Setiap 4 bulan sekali bisa panen. Saat ini sudah tiga hingga 4 kali panen. Kami memiliki 300 ekor bibit ikan,”ungkap Badarudin.
Ikan yang dibudidayakan hanya ikan mujaer meskipun sekolah memiliki jenis ikan lain yakni patin dan lele. Menurut Badarudin, ikan lele dan patin tidak dibudidayakan karena harga pangannya cukup mahal.
Meski sudah beberapa kali panen ikan mujaer, sekolah tidak menjualnya. Mereka membagikan untuk warga sekolah, dan menjadi lauk-pauk sewaktu-waktu.
“Hanya konsumsi sendiri. Hasilnya dikit, jadi belum sempet dijual. Kita belum sampai ke komersil tadinya buat hiasan sekolah dan pembelajaran anak-anak” ujarnya
Badarudin menambahkan tak hanya ikan, pihaknya juga mampu memanen hasil kebun. Di sekolah tersebut, terdapat singkong, pisang, sawi kangkung, daun singkong Jepang dan cabai yang ditanam. Panen dilakukan setiap dua hingga tiga bulan.
“Minimal sebulan dua bulan panen. Tanem lagi panen lagi, alhamdulillah orang tua support. Kebetulan,” ujarnya.
Selama pandemi Covid-19, para guru mewajibkan siswa untuk menanam tanaman di rumahnya masing-masing. Siswa juga diminta memanfaatkan limbah plastik. Kedua permintaan itu dilakukan sebagai bentuk pembelajaran tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup.
Selain itu para siswa juga diminta membawa sarapan senidiri pada hari Rabu. Siswa dituntut membawa bekal makanan sedangkan guru berhak menentukan menu apa yang dibawanya hari itu.
“Daripada jajan lebih baik bawa bekal dari rumah. Sarapan bersama, bubur kacang ijo di lapangan, tadarus dengan terpal, dibimbing oleh guru dan kepala sekolah,” ujarnya.
Harapan SDN Sukasari 5 dengan adanya program adiwiyata ini, ingin membuat lingkungan hijau, dan bersih. Siswa memiliki kepekaan terhadap lingkungan serta terbiasa merawat dan mencintai lingkungan hidup.
“Harapannya anak bisa peduli terhadap lingkungan dari mulai diri sendiri, bukan hanya disuruh. Gimana nih supaya rumah saya bersih. Sekarang ditanamkan seperti itu, terbiasa di rumah, sekolah dan masyarakat,”ujarnya. (mg1/gto)
Diskusi tentang ini post