SATELITNEWS.ID, SERRANG–Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Kadisporapar) Kabupaten Serang Hamdani mengaku masih kerap menerima pengaduan atau keluhan terkait mahalnya tiket masuk ke kawasan wisata Anyer – Cinangka. Hal itu terjadi diduga, akibat tingginya persaingan bisnis.
“Informasi semacam itu (mahalnya tiket masuk,red), sebenarnya muncul karena persaingan. Disini (Serang, Banten, red) kan banyak tempat wisata. Kadang berita tahun kapan, muncul lagi. Jadi enggak habis-habis,” kata Hamdani, Jumat (28/2).
Selain itu katanya, informasi yang viral terkait tiket wisata mahal tersebut, banyak hal bohong yang disampaikan. Ia-pun mengaku kecewa, adanya persaingan bisnis yang kurang sehat semacam itu.
Misalnya menurutnya, informasi terkait karcis masuk pantai umum mencapai Rp 800 ribu. Ia-pun kemudian langsung turun ke lapangan untuk mengecek, ternyata disana orang di dalam bus tersebut yang dihitung.
“Saya kasih saran ke pengelola wisata pantai umum, nanti karcis itu mobil berapa, orang berapa. Padahal itu (tiket masuk,red), untuk orang di dalam bus. Langsung ketemu orangnya, kita tanya. Kayak kemarin, Karang Bolong muncul Rp 35 ribu, ternyata di sana bukan karcisnya segitu, cuma pengen gampangnya saja. Orang dan motor dua, itu sekian. Harusnya di rinci, masing-masing karcis,” tambahnya.
Ditambahkannya, setelah diberikan saran tersebut, para pelaku wisata di Anyer-Cinangka mengakui dan menerima. Sebab ujarnya lagi, jika itu dibiarkan akan berdampak pada kunjungan wisata, dimana masyarakat akan kapok berkunjung ke Anyer dan Cinangka.
“Mereka mau ikuti, dan terima saran itu. Itu saya bilang, berdampak ke wisata dia, orang (pengunjung,red) akan kapok. Padahal kalau secara keseluruhan, tidak mahal dan wajar saja. Orang masuk misalnya Rp 15 ribu, ada fasilitas,” ujarnya lagi.
Namun ia mengaku, akan terus memantau kondisi tempat wisata tersebut. Ia tak ingin, informasi harga-harga mahal yang kerap beredar itu kembali terjadi lagi.
“Kemarin juga sudah bersurat dan mantau, kaitan dengan harga makanan. Jadi kita wajibkan, setiap restoran pasang harga atau tarif menu. Silakan sesuai dengan itu. Saya baca berita, ada yang bayar ratusan ribu, saya mau, tidak ada seperti itu lagi,” tandasnya.
Ia juga menuturkan, untuk bisa menarik wisatawan datang, pelayanan di kawasan wisata harus terus diperbaiki. “Terutama wisata pantai. Kita sudah buat PIP (Pusat Informasi Pariwisata), walau belum operasional, tapi itu merupakan sarana pelayanan. Nanti ketika akan tempatkan berbagai pelaku, agar komunikasi gampang. Misal ada karcis mahal, ada pengunjung butuh informasi tempat wisata, terkait track sepeda, disana nanti adanya,” imbuhnya. (sidik/mardiana)
Diskusi tentang ini post