SATELITNEWS.ID, CIBODAS—Bantuan sosial (Bansos) yang bersumber dari Kementerian Sosial (Kemensos) seharusnya dapat dinikmati oleh warga kelas bawah atau miskin. Namun hal tersebut tak terjadi sepenuhnya di Kelurahan Panunggangan Barat, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang.
Diduga, banyak warga miskin di Panunggangan Barat yang tak mendapat bansos, baik yang berbentuk sembako atau uang tunai. Penyaluran bansos dari Kemensos berupa Bantuan Sosial Tunai (BST), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), dan Program Keluarga Harapan (PKH) disinyalir tak merata.
Salah satu warga di RT 2 RW 7 Sainah mengeluhkan dirinya tak mendapat tiga jenis Bansos tersebut. Padahal dia merupakan masyarakat miskin.
“Saya enggak dapet. Cuma pernah dapet yang bantuan corona itu (BST) tapi sekarang enggak pernah,” ujar Sainah di rumahnya, Minggu (16/1).
Sainah mengaku untuk bertahan hidup dirinya hanya mengandalkan pendapatan suami yang bekerja sebagai pedagang kopi. Sehingga, ketika mendapat kabar penyaluran bansos dirinya senang bukan kepalang.
Kendati demikian, ketika para Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) mulai menyalurkan bansos, wanita 62 tahun ini hanya gigit jari. Padahal, Sainah sempat diminta menyerahkan data seperti KTP dan Kartu Keluarga untuk mendapatkan Bansos itu.
“PSM sudah beberapa kali ke sini minta data KK dan KTP. Tapi kita tetap enggak dapat,” katanya.
Sainah pun sempat bertanya terkait hal ini. Dirinya bahkan diminta untuk pergi ke Bank BNI guna mencairkan bansos tunai. Namun, ketika di Bank Sainah yang saat itu diwakili oleh suaminya tak mendapat apa-apa.
“Kata pegawainya (PSM) ‘Bapak datang aja ke BNI’ terus bapak datang, kemudian kata orang bank ‘bapak ini enggak di data di kelurahan, siapa suruh bapak kesini’,” kata Sainah.
Sainah pun geram dan dapat mengelus dada saja. Dirinya merasa ditipu. “Terus data yang saya kasih itu mau diapain,” imbuhnya.
Sainah semakin sedih ketika ada orang dengan ekonomi mampu mendapat Bansos, sementara dia tidak.
“Yang punya mobil, yang gajinya gede-gede pada dapat, kita kan ngelihat bininya pada ngambil beras. Sedih sendiri, mereka yang gajinya gede dapat kok kita yang gini kok engga dapat,”katanya.
Hal senada diungkapkan oleh warga lainnya Ateng yang bekerja sebagai pemulung. Dia juga tak mendapatkan bantuan tersebut.
“Katanya sudah didata semua, mana saya enggak dapat apa apa. Saya kerja mulung enggak dikasih ala apa,” katanya.
Dirinya pun juga mempertanyakan kepada PSM yakni Rumi. “Saya datang yang pengurus Bu Rumi kata dia sudah didata, tapi kok enggak ada,” imbuhnya.
Salah satu warga yang tak ingin disebutkan namanya mengatakan penyaluran Bansos di wilayahnya ini memang tak merata dan dinilai pilih kasih. Ketimpangan itu terlihat ketika warga dengan ekonomi mampu mendapatkan Bansos.
“Saya udah ajuin mereka (Sainah dan Ateng) untuk mendapat Bansos, eh malah saya yang ditawarin. Aneh banget,” katanya.
Dirinya pun menduga ada permainan yang dilakukan oleh para PSM dan TKSK Kecamatan Cibodas. Pasalnya, banyak pula warga yang mengeluh soal ketidaksesuaian Bansos yang didapat.
“Enggak sesuai sembako yang didapet. Terus juga saat pembagian itu bansosnya sering kurang. Harusnya kan pas, karena warga sudah gesek kartu tiga hari sebelum penyaluran,” katanya. (irfan)