SATELITNEWS.ID,JAKARTA—Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan komitmen BUMN dalam mengakselerasi proyek hilirisasi batu bara menjadi dimetil eter (DME), atau gasifikasi batu bara. Penegasan itu disampaikan Erick, saat mendampingi Presiden Jokowi melakukan groundbreaking proyek gasifikasi batu bara di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, Senin (24/1).
“BUMN mendukung penuh arahan Bapak Presiden Jokowi, yang terus mendorong gasifikasi baru bara. Demi mengurangi ketergantungan impor Liquid Petroleum Gas (LPG) dan penguatan energi hijau Indonesia,” ujar Erick dikutip dari rm.id.
Erick mengaku terus mendorong BUMN meningkatkan hilirisasi. Dia tak ingin, sumber daya alam (SDA) RI yang melimpah, menjadi bahan bagi pertumbuhan negara lain.
Menurutnya, negara-negara Asia Tenggara lain seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina telah melakukan ekspor barang yang memiliki nilai tambah yang lebih tinggi. Dalam bentuk barang jadi dan setengah jadi. Sementara Indonesia, masih mengandalkan ekspor raw material atau bahan mentah.
Erick menyebut, proyek gasifikasi batu bara yang dilakukan PT Pertamina (Persero), PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), dan Air Products & Chemicals Inc. (APCI) dapat mengurangi subsidi LPG sebesar Rp 7 triliun per tahun dan memperbaiki neraca perdagangan Indonesia.
“Hilirisasi sumber daya alam dengan gasifikasi batubara menjadi gas DME untuk mengurangi impor LPG, merupakan bagian dari transformasi BUMN agar siap menghadapi pasar global,” ucap Erick.
Proyek strategis nasional (PSN) selama 20 tahun ini mendatangkan investasi asing dari APCI sebesar 2,1 miliar dolar AS atau setara Rp 30 triliun. Dengan utilisasi 6 juta ton batu bara per tahun, Erick menilai, proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta DME per tahun untuk mengurangi impor LPG 1 juta ton per tahun.
Erick meyakini, PSN gasifikasi baru bara juga memberikan multiplier effect berupa potensi menarik investasi asing lainnya, pemberdayaan industri nasional melalui penggunaan porsi TKDN, hingga penyerapan tenaga kerja lokal.
“Kerja sama gasifikasi batu bara mampu menghemat cadangan devisa hingga Rp 9,7 triliun per tahun dan menyerap 10 ribu tenaga kerja. Gasifikasi batu bara memberikan nilai tambah langsung pada perekonomian nasional secara makro. Karena sejalan dengan arahan Presiden, untuk mengurangi ketergantungan pada produk impor, juga transformasi ke ekonomi hijau serta energi baru dan terbarukan,” pungkas Erick. (gatot)