SATELITNEWS.ID, SERPONG—Sebanyak 24 warga Kota Tangerang Selatan meninggal dunia di tengah pandemi Covid-19. Hingga kemarin (5/3), 14 pasien dalam pemantauan (PDP) dan 10 pasien positif virus corona menghembuskan nafas terakhirnya. Pemerintah Kota Tangsel berencana mengambil langkah lebih tegas untuk mengurangi jumlah korban jiwa.
Pemkot Tangerang berencana melakukan karantina terhadap 400 warganya yang berstatus orang dalam pemantauan (ODP). Ada dua lokasi yang ditargetkan menjadi lokasi karantina. Yakni, Rumah Sakit Aria Sentra Medika Pamulang, dan Kawasan Pertanian Terpadu, dekat Tandon Ciater, Serpong.
Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie mengatakan, pihaknya akan memusatkan penanganan ODP di suatu lokasi. Hal itu karena ODP dipandang rentan menularkan virus ganas itu, terlebih bagi yang masih sering keluar rumah karena kebutuhan tertentu.
“Kan begini pemikiran kami. ODP ini kan enggak ngerasa sakit, tapi mobilitasnya tinggi. Nah kita berpikir orang-orang ODP yang kita pilih, nanti ada cara milihnya, kemudian kami pusatkan mereka sampai sembuh,” ujar Benyamin, Minggu (5/4).
Satu di antaranya adalah Rumah Sakit Aria Sentra Medika, Pamulang, dan lokasi lainnya adalah di Kawasan Pertanian Terpadu, dekat Tandon Ciater, Serpong. “Lokasi ini memang sempat dibahas di RS Aria Sentra Medika itu, kami lagi bikin kajiannya sementara ini. Kami juga melihat, misalnya di Kawasan Pertanian Terpadu, bisa untuk 120-130an, dalam tahap persiapan,” ujarnya.
Dia memandang, penanganan ODP bisa menjadi upaya cepat dalam memutus rantai penularan Covid-19. Oleh karena itu, pihaknya meminta kepada masyarakat agar mendukung upaya penanggulangan virus yang sudah menjadi pandemi itu.
Asisten Daerah I Pemkot Tangsel Rahmat Salam menyampaikan tempat penampungan bagi ODP dalam kasus penyebaran wabah COVID-19 itu akan mulai digunakan dalam waktu dekat ini.
“Nanti rumah lawan covid-19 ini tujuannya untuk memutus rantai penyebaran virus corona, nanti masyarakat yang berstatus ODP Corona bisa dibawa ke sini untuk diperiksa. Jika nanti sudah dinyatakan sembuh dipersilahkan pulang lagi,” terangnya.
Untuk mekanismenya, nantinya tim gugus tugas dan tim medis akan melakukan penjemputan kepada warga yang berstatus ODP. “Nanti mekanismenya tim gugus tugas dan tim medis akan menjemput warga berdasarkan data dari Puskesmas dan Rumah Sakit. Tidak ada biaya bagi warga ber KTP Tangsel,” pungkasnya.
Namun, rencana Pemkot Tangsel menjadikan kawasan pertanian terpadu (KPT) Ciater Serpong sebagai tempat karantina bagi orang dalam pemantauan (ODP) Corona mendapatkan penolakan. Warga sekitar menolak dan melakukan aksi protes terhadap rencana itu.
Ketua RT 07/7 Ciater Uus Usman mengatakan warganya sempat melakukan unjukrasa menolak kebijakan tersebut. Setelah demo berlangsung, datang pihak Pemkot Tangsel untuk memberi penjelasan. Warga yang mulai paham pun, akhirnya mulai menghentikan unjuk rasanya.
“Memang tadi warga sempat demo tapi setelah dijelaskan akhirnya warga memahami apa yang dimaksud oleh Pemkot. Nanti saya juga akan melakukan sosialisi kepada warga mengenai rumah lawan covid-19 ini agar warga paham,” papar Uus, Sabtu (4/3).
Asda I Kota Tangsel Rahmat Salam menyatakan protes warga merupakan hal yang wajar. Terlebih dengan rasa ketakutan atas penyebaran Covid-19.
“Tadi ada masyarakat menolak, itu biasa saja. Hanya saja tadi ada yang tidak paham, kita berikan pemahaman. Kita tak tau kenapa menolak. Padahal kecamatan dan kelurahan sudah sedemikian rupa melakukan sosialisasi,” tutur Rahmat.
Juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Kota Tangerang Selatan Tulus Muladiono mengatakan pihaknya terus bekerja menangani angka penyebaran Virus Corona di wilayahnya. Salah satu caranya dengan mengubah Kawasan Pertanian menjadi ruang isolasi ODP.
“Kita sedang persiapkan, tujuannya kita melokalisir ODP, dalam satu area isolasi,” kata Tulus, Minggu (5/4).
Berdasarkan data dari Gugus Tugas Covid-19 Tangsel, yang dirilis Minggu 5 April 2020, sudah 640 orang terpapar Covid-19 di Tangsel. Dari jumlah itu 416 orang berstatus ODP, 170 PDP dan terkonfirmasi positif 54 orang.
“Dari rincian itu, ODP dipantau masih 400 dan 16 orang sembuh. Sedangkan untuk angka PDP, 156 masih dalam perawatan dan 14 orang PDP diantaranya meninggal dunia,” jelasnya.
Sementara pasien terkonfirmasi positif, dari jumlah 54 kasus, sebanyak 42 orang dalam perawatan, 10 orang meninggal dunia dan 2 dinyatakan sembuh atau positif. Tulus mengharapkan, masyarakat Tangsel untuk mematuhi dan menaati segala aturan anjuran pemerintah dalam membatasi interaksi sosial.
“Berkali-kali kita sampaikan kepada masyarakat, untuk sementara berdiam diri di rumah, tidak beraktifitas keluar rumah dan menjaga kesehatan dan kebersihan,” tutupnya.
Sementara untuk penanganan corona, Pemkot Tangsel telah menggelontorkan dana Rp47 miliar. Anggaran ini dialokasikan untuk membeli berbagai macam peralatan untuk tenaga medis dan paramedis menangani pasien Covid-19.
Wakil Walikota Tangsel, Benyamin Davnie mengatakan Pemkot Tangsel bakal menambah anggaran penanganan Covid-19 jika kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) jadi dilakukan. Dana yang akan digunakan jika PSBB diberlakukan, dialokasikan dari dana Pilkada Tangsel yang sejatinya akan diberikan KPU Tangsel sebesar Rp68 miliar.
Pengalihan dana Pilkada 2020, menurutnya dilakukan mengingat Pilkada ditunda hingga waktu yang belum ditentukan, karena situasi pandemi Covid-19. “Bisa jadi dari Pilkada, karena ditunda anggaran dialihkan dulu. Tapi untuk teknisnya ke Sekda karena yang mengelola Pak Sekda,” ungkapnya. (jarkasih/gatot)
Diskusi tentang ini post