SATELITNEWS.ID, PANDEGLANG – Diguyur hujan deras, membuat aliran Muara Sungai Cipunten Agung di Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, meluap.
Alhasil, sebanyak 15 kapal nelayan Labuan, karam dan beberapa patah, rusak.
Didapat informasi, tiga kapal dinyatakan hilang tenggelam. Selain itu, salah seorang ABK Kapal, harus mengalami patah tulang pada saat melakukan evakuasi terhadap kapalnya yang tenggelam.
Diketahui, peristiwa yang melanda sejumlah kapal nelayan tersebut, terjadi Sabtu (16/7/2022) dini hari, saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi yang melanda wilayah tersebut.
Lantaran, pada saat hujan yang terjadi sepanjang malam itu membuat air di muara Cipunten Agung meluap kepermukaan, sehingga mengakibatkan kapal – kapal nelayan tenggelam.
Selain belasan kapal yang tenggelam, salah seorang ABK kapal juga mengalami luka patah tulang akibat terjatuh dari kapal saat hendak mengevakuasi kapal nelayan tersebut.
Kini korban terpaksa harus dilarikan ke Puskesmas Saketi, untuk mendapatkan penanganan medis.
Seorang pemilik kapal, asal Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Jajuli mengungkapkan, hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi semalaman, membuat kapal miliknya dan nelayan yang lain tenggelam.
Soalnya kata dia, air dari Muara ini meluap ke permukaan, karena memang selain diakibatkan curah hujan tinggi ditambah air laut sedang pasang.
“Dari semalam saya memantau kapal – kapal yang tenggelam. Ada sekitar 15 kapal tang terkena dampak, dan tiga kapal hilang terbawa arus,” kata Jajuli, Sabtu (16/7/2022).
Ia mengaku, kapal miliknya tersebut juga ikut tenggelam dan sampai saat ini belum bisa dievakuasi. Karena masih terhalangi oleh kapal – kapal yang lain.
“Tuh, kapal saya juga kelihatan belakangnya doang. Bagian depannya karam,” katanya.
Diakuinya, akibat bencana yang melanda kapalnya tersebut, Jajuli harus mengalami kerugian puluhan juta rupiah. Sebab kapal yang bisa digunakannya melaut mengalami kerusakan.
“Ya, kapalnya rusak. Sementara ini belum bisa digunakan untuk melaut, harus diperbaiki dulu,” ujarnya.
Hingga saat ini, kapal-kapal nelayan yang tenggelam tersebut belum diketahui siapa saja pemiliknya. Karena sebagian besar pemilik kapal, masih melakukan pencarian terhadap kapal yang hilang.
Bahkan, hingga saat ini kapal-kapal itu belum dapat dievakuasi, karena kondisi aliran sungai masih deras dan tinggi. (nipal)