SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Dinas Kesehatan (Dinkes),Kabupaten Tangerang mencatat bahwa kasus HIV/ AIDS di tahun 2022 meningkat, dibandingkan tahun 2021 lalu yang hanya mencapai 414 orang. Penyebab utama kasus tersebut adalah LGBT.
Kepala Bidang Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Sumihar Sihaloho mengatakan, bahwa di tahun 2022 ini, penderita human immunodeficiency virus (HIV) dan acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) mencapai 522 orang.
“Sepanjang Januari hingga 28 November 2022, kasus HIV sebanyak 372 kasus dan AIDS sebanyak 150 kasus,” kata Sumihar Simaloho kepada Satelit News, Minggu (4/12).
Menurut Sumihar, berdasarkan data angka, ada peningkatan antara tahun 2021 dan 2022. Karena, kata dia, di tahun 2021 penderita HIV/ AIDS di Kabupaten Tangerang hanya tercatat sebanyak 414 orang.
Sumihar menegaskan, penyebab utama kasus HIV/ AIDS di Kabupaten Tangerang karena adanya perilaku seks menyimpang, yaitu gay, lesbian, biseksual, dan transgender yang sering disebut sebagai LGBT.
“Hal ini disebabkan adanya perilaku seksual yang menyimpang, seperti LGBT,” tegasnya.
Namun, selain LGBT, ada beberapa potensi lain yang turut menyumbang dan rawan terinfeksi HIV/ AIDS, yaitu tuberkulosis (TBC), pengguna jarum suntik dan binaan permasyarakatan (lapas).
“Kelompok itu semua rentan terkena penyakit HIV, kalau lama kelamaan didiamkan, itu bisa terkena penyakit AIDS,” kata dokter yang biasa disapa akrab Mingky.
Menurutnya, kenaikan jumlah data dari tahun 2021 ke 2022 belum bisa dibilang adanya kenaikan jumlah penderita HIV/ AIDS. Pasalnya, di tahun 2021 para petugas disibukan untuk melakukan secrening Covid-19. Sehingga ada pembatasan pencarian data HIV/ AIDS.
“Sebetulnya bukan kenaikan, karena di tahun 2022 PPKM-nya level 1, jadi tim banyak yang melakukan screening Covid-19, mana yang positif, mana yang negatif. Jadi ada pembatasan screning HIV/ AIDS,” jelasnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Muckhlis menambahkan, bahwa penyimpangan seksual sangatlah berbahaya bagi kesehatan. Maka dari itu, sebaiknya hindari perilaku tersebut dan setia dengan satu pasangan yang normal.
“Lebih baik setia dengan pasangan yang normal, suami istri laki-laki dan perempuan,” tambahnya. (alfian/aditya)
Diskusi tentang ini post