SATELITNEWS.ID, SERANG–Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Serang telah melakukan rapid test massal terhadap 1.679 orang, disejumlah wilayah yang jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP)-nya tinggi. Hasil dari rapid test tersebut, diketahui sebanyak 7 orang warga dinyatakan reaktif, dan harus melakukan isolasi mandiri.
Plt Kepala Dinkes Kabupaten Serang, Agus Sukmayadi mengatakan, tujuh orang yang dinyatakan reaktif tersebut antara lain tersebar di Kecamatan Kopo 1 orang, Kibin 2 orang, Nyompok 1 orang, Waringinkurung 1 orang, Ciruas 1 orang dan Padarincang 1 orang. Mereka merupakan tenaga medis, dan masyarakat biasa.
“Jadi kita lakukan rapid test masal di wilayah-wilayah yang PDP dan ODP-nya tinggi, seperti di Kramatwatu, terus di Petir. Totalnya 1.679 orang seKabupaten Serang,” kata Agus, Senin (27/4).
Katanya, untuk mereka yang hasilnya reaktif langsung dinaikan statusnya menjadi ODP tanpa gejala. Selanjutnya, mereka akan dilakukan rapid test tahap kedua. Jika hasilnya tetap reaktif, maka akan naik status menjadi PDP.
“Akhirnya dilakukan swab. Untuk saat ini mereka isolasi mandiri, karena mereka tidak menunjukkan gejala, sehingga statusnya ODP,” tandasnya.
Rapid test itu dilakukan ujarnya, untuk mengetahui adanya peningkatan anti bodi di dalam tubuh. Sehingga dari tes itu, diperkirakan ada benda asing yang terdeteksi. “Kita belum bisa memastikan benda asing itu, atau ada benda asing lain di tubuh. Untuk memastikan apakah anti bodi ada Covid, maka harus di Swab,” ujarnya.
Disinggung soal ketersediaan alat rapid test, menurutnya saat ini pihaknya masih kekurangan. Namun demikian, pihaknya juga sudah mengajukan tambahan ke Dinkes Provinsi Banten. Selain itu, ia juga mengaku sudah mengajukan dari APBD Kabupaten Serang. Tetapi masih kesulitan, karena belum ada distributor yang bersedia.
Kemungkinan persediaan di distributor masih terbatas. Sebab distributor BUMN masih memenuhi kebutuhan di kementerian atau pusat, sehingga daerah belum terpenuhi. “Kita siapkan anggaran Rp 1 Miliar, untuk 2000 rapid test atau 207 boks. Tiap boks isinya 20-25. Tapi sampai sekarang, belum ada distributor yang siap kirim. Kita hubungi distributor dari Maret sampai April. Satu boks isinya antara 20-25. Mudah-mudahan, dapat bantuan dari Provinsi juga,” tuturnya.
Sementara, Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Kabupaten Serang, Riris Budiarni mengimbau, masyarakat harus patuh. Menurutnya, jangan sampai sudah melaksanakan rapid test dan dinyatakan reaktif, tetapi masih saja tidak peduli.
“Jangan merasa tidak ada gejala, terus menganggap remeh,” imbuhnya. (sidik/mardiana)
Diskusi tentang ini post