SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang meluncurkan program Pos Gizi, Dapur Sehat Atasi Stunting (DAHSAT) dan Gemar Makan Ikan. Program dalam rangka menekan angka stunting ini dilaunching oleh Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar di Desa Kadu, Kecamatan Curug, Rabu (23/5/2023).
Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengatakan, tiga program yang diluncurkan untuk mengentaskan stunting di Kabupaten Tangerang itu merupakan program kolaborasi antara Dinas Kesehatan, Dinas Perikanan, dan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Tangerang.
“Alhamdulillah, hari ini kita launching Pos Gizi, DAHSAT, Gemar Makan ikan. Program kolaborasi pencegahan stunting di Kabupaten Tangerang melalui asupan gizi yang cukup, sehat dan berimbang baik untuk anak balita, ibu hamil dan bayi baru dilahirkan,” kata Bupati Zaki Iskandar.

Dijelaskan Bupati Zaki, Dinas Kesehatan berkonsentrasi pada pos gizi, Dinas Perikanan berkonsentrasi pada program gemar makan ikan, sementara DPPKP difokuskan kepada program DAHSAT. Jika semua bersinergi maka peningkatan gizi anak akan menjadi lebih mudah, dan stunting di Kabupaten Tangerang akan menjadi zero.
Menurut Bupati Zaki, program kolaborasi tersebut akan berjalan di semua kecamatan dan desa se-Kabupaten Tangerang, terutama desa dan kecamatan yang masih memiliki tingkat kerawanan gizi buruk dan stunting. “Kolaborasi antar OPD dan seluruh lapisan masyarakat sangat penting, dan sangat menentukan dalam keberhasilan mengatasi stunting di Kabupaten Tangerang. Pencegahan tersebut bisa dimulai dari anak-anak usia dini, remaja, SMP dan SMA yang perlu diperhatikan gizinya. Sehingga ketika mereka sudah dewasa nanti dan siap menjadi orang tua, gizinya sudah terpenuhi dengan baik sejak kecil,” jelasnya.
Bahkan, pencegahan stunting juga sudah dilakukan sejak para calon orang tua hendak menikah atau menjadi pasangan calon pengantin, dengan cara cek kesehatan dan diberikan penyuluhan agar mereka tahu apa yang terjadi pada kesehatan dan tubuh mereka masing-masing. “Sosialisasi dan pencegahan stunting khususnya bagi pasangan calon pengantin harus terus dioptimalkan sehingga masyarakat mengetahui dan paham berbagai dampak yang ditimbulkan stunting,” katanya.
Untuk mendapatkan makanan bergizi dan sehat, masyarakat tidak memerlukan biaya yang terlalu mahal, karena banyak bahan makanan yang sehat dengan harga yang terjangkau. “Semua harganya masih bisa terjangkau oleh masyarakat, seperti protein hewani dari lele telur dan lain sebagainya,” tandasnya.
Kepala Seksi Gizi pada Dinas Kesehatan Kabupaten Tangeranng, Ade Dahyani, SKP., MIP menjelaskan, Pos Gizi yang telah disiapkan untuk merehabilitasi anak-anak yang dianggap gizinya kurang baik. Menurut Ade, pos gizi itu telah dilaksanakan hampir di semua desa dengan binaan Puskesmas setempat.
Dikatakannya, Pos Gizi merupakan kegiatan yang mengedepankan pemberdayaan masyarakat, sehingga diharapkan ke depan kegiatan ini bisa dilaksanakan secara mandiri oleh desa dengan pembinaan oleh Puskesmas. “Jadi Pos Gizi itu nantinya diperuntukan bagi anak yang memiliki berat badan kurang ataupun gizi kurang. Nanti akan direhabilitasi selama 10 sampai 14 hari berturut turut dengan pemberian makanan tambahan tinggi kalori dan tinggi protein,” ujarnya.
Selain itu, Pos Gizi juga akan memberikan praktek pola hidup sehat kepada anak dan ibu, seperti mencuci tangan sebelum makan, memotong kuku, gosok gigi dengan output terjadinya perubahan prilaku baik untuk ibu balita maupun balitanya. “Sebetulnya kegiatan ini sudah dilaksanakan di Kabupaten Tangerang sejak tahun 2005 lalu. Namun hari ini adalah pencanangan kolaborasi antara Pos Gizi Dinas Kesehatan dengan DAHSAT DPPKB serta Gemar Ikan Dinas Perikanan,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Banten, Rusman Efendi sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan Pemkab Tangerang yang terus melakukan berbagai upaya pencegahan dan penurunan stunting dari tahun 2021 dan 2022 dengan cara mengolaborasikan seluruh stakeholder.
“Di Provinsi Banten, baru Pemerintah Kabupaten Tangerang yang melakukan program kolaborasi pencegahan stunting. Ini perlu diapresiasi dan diharapkan kegiatan di Kabupaten Tangerang ini bisa menular ke kabupaten/kota lainnya di Provinsi Banten,” ucapnya.
Hal serupa diungkapkan Kepala DPPKB Kabupaten Tangerang, Hendra Tarmizi. Menurutnya, pencegahan stunting tidak bisa dilakukan secara parsial, pencegahan stunting harus dilakukan secara kolaborasi antar OPD dan juga seluruh stakeholder terkait. “Kami berharap dengan kolaborasi nyata ini, angka stunting di Kabupaten Tangerang ke depan bisa semakin turun,” ungkap Hendra. (adv)
Diskusi tentang ini post