SATELITNEWS.COM, LEBAK—6 tahun sudah Ayu Oktaviani mahasiswi Kebidanan Latansa Mashiro Rangkasbitung meninggalkan keluarga dan teman-temanya. Namun sayang, kematian putri dari pasangan Amas (51) dan Yuyu (45) warga Kampung Juara Desa Rangkasbitung Timur, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, hingga kini kasusnya mandek tanpa kejelasan dari pihak kepolisian.
Ayu Oktaviani saat itu yang masih berstatus mahasiswi semester IV Akademi Kebidanan (Akbid) La Tansa Mashiro Rangkasbitung kala ditemukan tewas mengambang di Sungai Ciujung tepatnya di Kampung Batu Rambang, Desa Cibadak, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak pada Jumat 24 Bulan Maret 2017 silam. Polisi yang menangani kasus kematian calon bidan tersebut tak berujung memberikan kabar baik apa yang menjadi motif tewasnya gadis cantik anak pertama dari dua saudara pasangan Amas dan Yuyu tersebut hingga saat ini (2023).
“Kami (sekeluarga) dari sejak kepergian Ayu Oktaviani hanya diminta sabar dan berdoa oleh kepolisian. Namun kami juga mempertanyakan keseriusan polisi dalam mengungkap kasus kematian anak tercinta kami (Ayu Oktaviani),” kata Yayu didampingi kuasa hukumnya saat menggelar konferensi pers di salah satu rumah makan di Kecamatan Rangkasbitung, Senin (5/6/2023).
Kesabaran yang terus ditanamkan oleh keluarga rupanya sudah tak terbendung. Sebab kematian Ayu Oktaviani diyakini bukan karena murni tenggelam seperti kabar yang beredar kala itu. Namun, pihak keluarga meyakini kematian anak pertamanya tersebut diduga ada indikasi pembunuhan. “Hasil visum yang kami terima tidak ada air yang merendam paru-paru anak saya (Ayu Oktaviani). Biasanya kalau mati tenggelam dia banyak minum sehingga paru-parunya dipenuhi air. Tapi ini tidak,” kata Yuyu.
Sebelum ditemukan meninggal dengan kondisi mengambang di sungai Ciujung, menurut keterangan security, Ayu Octaviani itu minta izin keluar dengan alasan ke ATM. Yuyu menduga ada yang menjemput yakni orang Ayu (pacar), namun ia enggan menyebutkan siapa nama pacarnya tersebut, namun ia menyebut pacarnya tersebut seorang anggota polisi. Tidak ada tanda-tanda mencurigakan karena sebelum ditemukan tewas, Ayu meminta dijemput untuk pulang sementara ibunya tak bisa karena kondisi sudah larut malam.
“Jadi malam itu, saya dapat telepon dari pacarnya bahwa ayu ada pulang gak, dan bilang pacarnya itu kalau pulang jangan dimarahin. Tapi tahu siapa yang menjemput,” imbuhnya. “Saya harap kepolisian bisa segera menuntaskan kasus kematian anak kami, jangan mandek seperti ini tanpa ada kejelasan,” timpalnya.
Kuasa hukum keluarga Alm Ayu Oktaviani Asep dan Yayan Sumaryono menyebut, kematian Ayu Oktaviani bukan kelalaian melainkan adanya dugaan pembunuhan. Sebab, hasil visum tidak ditemukan tumpukan air di dalam paru-paru. Kuasa hukum menyebut ungkap kasus kematian calon bidang di Latansa itu mandek tanpa ada kejelasan.
“Keluarga korban meminta kepolisian menuntaskan kasus tewasnya Alm Ayu Oktaviani. Pihak keluarga mempertanyakan gelar perkara ungkap kasus Alm Ayu dari tahun 2017 hingga saat ini belum menemukan titik terang dan terkesan mandek tanpa kejelasan,” katanya. “Kasus ini sudah enam tahun, Polres Lebak kemana aja?” timpal keduanya. Hingga berita ini dimuat, Satelit News.Com belum mendapat konfirmasi dari pihak Polres Lebak. (mulyana)
Diskusi tentang ini post