SATELITNEWS.COM, LEBAK—Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak terus mendorong upaya pengintegrasian antara Stasiun Rangkasbitung dengan Terminal Sunan Kalijaga ke pemerintah pusat. Hal itu diyakini bakal menimbulkan faktor positif yakni bisa mengurai kemacetan hingga menjadi daya tarik wisata.
Keinginan Pemkab Lebak yang menginginkan Stasiun KA dengan Terminal Sunan Kalijaga terintegrasi seiring dengan rencana pembangunan Stasiun Rangkasbitung Ultimate. Selain melayani kebutuhan transportasi masyarakat dari Jabodetabek-Rangkasbitung maupun sebaliknya, Stasiun Rangkasbitung Ultimate yang ke depan bakal memiliki bangunan dan kapasitas lebih besar juga diharapkan jadi tempat promosi pariwisata Kabupaten Lebak, peningkatan stasiun juga bakal berdampak pada kemacetan. Oleh karenanya agar dijadikan satu pintu keluar saja.
“Dari awal sudah disampaikan kami berharap ada integrasi antarmoda antara KAI dengan terminal, makanya kami mengusulkan ke KAI agar pintu keluar-masuk pengguna jasa kereta hanya melalui jalan menuju Kalijaga,” kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Lebak, Rully Edward, Kamis (8/6/2023).
Menurutnya masih banyaknya pengguna jasa kereta api yang keluar-masuk dari dan ke Jalan RT Hardiwinangun, yang bisa menyebabkan terjadinya penumpukan angkutan umum dan pedagang di sekitar palang pintu kereta api di perlintasan Jalan Hardiwinangun ke arah Jalan Tirtayasa. “Jadi kalau keluar ke Kalijaga ketemu dengan antarmoda, dan di Hardiwinangun kita berharap sudah tidak ada lagi angkot,” ujar Rully.
Rully berharap, usulan dari pemerintah daerah tersebut bisa diakomodir oleh PT KAI. Hal itu juga merupakan bagian dari melaksanakan perintah Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terkait konektivitas antarmoda
“Kita konsisten (mengusulkan keinginan terintegrasinya Stasiun KA dengan Terminal Sunan Kalijaga), karena ini akan bisa menghidupkan terminal, dan juga supaya di Hardiwinangun bisa tertib, karena kita tahu kondisi di sana kan chaos,” terang mantan Camat Bojongmanik ini.
Begitupun dengan Kepala Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) Kabupaten Lebak Yosep Mohamad Holis yang menyebut, pemerintah daerah berkepentingan terkait dampak maupun manfaat dari Stasiun Rangkasbitung Ultimate yang akan dibangun.
Menurut Yosep, selain melayani kebutuhan transportasi masyarakat dari Jabodetabek-Rangkasbitung maupun sebaliknya, Stasiun Rangkasbitung Ultimate yang ke depan bakal memiliki bangunan dan kapasitas lebih besar juga diharapkan jadi tempat promosi pariwisata Kabupaten Lebak. “Termasuk menyediakan pusat informasi pariwisata dan ada beberapa tempat bagi para pelaku UMKM agar produk-produk lokal Lebak bisa hadir di sana,” kata Yosep.
“Secara umum Ibu Bupati ingin menjadikan Stasiun Rangkas dan sekitarnya menjadi landmark Kota Rangkas agar in line dengan visi pariwisata,” tambah dia.
“Melihat dari beberapa indikator, masukan dan harapan Pemkab Lebak telah diakomodir oleh pihak Kemenhub. Pertama dari desain stasiun terakhir yang mereka rilis sudah mengakomodir kearifan lokal, bentuk dan motif stasiun dengan melibatkan motif-motif dinding dengan batik Lebak. Kemudian bentuk gerbang menyerupai leuit Baduy, begitu juga rancangan alur keluar masuk penumpang,” paparnya.
Kapasitas layanan dan area Stasiun Rangkasbitung akan ditambah seiring dengan pertumbuhan penumpang menuju Stasiun Tanah Abang yang semakin kian tinggi. “Dengan lokasi yang strategis dan pola operasi di wilayah Banten dan sekitarnya, juga melayani rute menuju Merak, dan nantinya terkait dengan rencana reaktivasi rute Rangkasbitung-Labuan membuat Stasiun Rangkasbitung akan menjadi stasiun hub atau stasiun sentral,” imbuhnya.
sebelumnya, Kepala Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Wilayah Jakarta dan Banten Rode Paulus Gagok Pudjiono, saat ekspose rencana perluasan pembangunan Stasiun Rangkasbitung, di Gedung Setda Lebak, menyampaikan, perluasan akan dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama pada tahun ini akan dilakukan perbaikan rel, dan pembangunan stasiun pada tahap dua di tahun 2023-2024.
“Tahap satu pembangunan peronnya, yang temporary (sementara) sekarang bisa permanen. Secara keseluruhan pembangunan terdiri dari 9 track terdiri dari 3 jalur stabling atau jalur parkir kereta, 2 jalur untuk KRL, 2 jalur KA Lokal, dan 1 jalur Depo,” paparnya.(mulyana)
Diskusi tentang ini post