SATELITNEWS.COM, JAKARTA–Masyarakat Indonesia menjadi salah satu orang paling boros di dunia dalam hal pangan atau food loss dan waste. Bagaimana tidak, RI menempati peringat kedua setelah Arab Saudi dalam posisi teratas.
Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), banyak masyarakat Indonesia membuang-buang makanan. Padahal, banyak juga yang masih kekurangan pangan.
Untuk itu, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta kepala daerah gencar melakukan kampanye setop boros pangan kepada masyarakat.
“Kita termasuk negara nomor dua setelah Saudi. Ini mungkin informasi yang menarik, tapi kami kira kita perlu merumuskan nanti Badan Pangan. Pemerintah pusat perlu merumuskan kampanye mengenai stop boros pangan ini,” ujar Tito dalam keterangan resminya.
Mantan Kapolri ini menilai, kampanye setop boros pangan saat ini belum sepenuhnya dipahami masyarakat.
Karena itu, dia meminta kepada Pemerintah Pusat dan daerah agar melakukan tindakan dalam rangka menghemat pangan.
Sementara, Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilitas Bapanas I Gusti Ketut Astawa menuturkan, secara global ada 1,3 miliar ton makanan terbuang setiap tahun.
Menurutnya, angka ini setara dengan 1/3 pangan yang diproduksi untuk dikonsumsi penduduk dunia. Khusus untuk Indonesia, timbunan FLW pada tahun 2000 hingga 2019 mencapai 23-48 juta ton/tahun.
“Mudah-mudahan jargon setop boros pangan ini yang begitu besar bisa kita turunkan, sehingga akan lebih bermanfaat dan bisa memacu ekonomi kita itu sendiri,” ujar Gusti.
Mengingat potensi FLW yang begitu besar, Gusti berharap, ada kerja sama antara Pemerintah Pusat dan daerah yang mampu menekan angka boros pangan di dalam negeri.
“Mari kita gaungkan dalam rangka jaga ketahanan pangan nasional di wilayah masing-masing,” ajak dia.
Ketua Bapanas Arief Prasetyo Adi mengimbau kebiasaan boros pangan harus segera diubah.
Sebab, boros pangan merupakan perilaku mubazir yang harus dihindari karena berdampak buruk pada diri dan lingkungan.
Gerakan pencegahan boros pangan, kata Arief, sudah menjadi salah satu program utama yang dijalankan. Hal ini erat kaitannya dengan pengentasan kerawanan pangan dan gizi.
“Hal ini sejalan dengan arahan Presiden yang meminta semua pihak berkolaborasi mengatasi permasalahan kerawanan pangan dan gizi. Termasuk di dalamnya persoalan stunting,” jelasnya. (rm)
Diskusi tentang ini post