SATELITNEWS.COM, LEBAK—Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mengaku miris mendengar apa yang dilakukan 4 anak terduga pelaku pembunuhan terhadap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dimana 2 di antaranya masih duduk di bangku sekolah dasar (SD). Namun demikian, ia tidak bisa berbuat apa-apa selain menyerahkan semuanya pada proses hukum.
Yakni MA (15), AD (14), MI (16) dan HB (13) terduga pelaku di hadapan polisi mengakui nekat menghabisi nyawa pria yang diduga merupakan orang dengan gangguan jiwa tersebut lantaran kesal karena korban sempat mengganggu pelaku dengan cara melempar MA menggunakan batu dan mengenai punggung serta mengenai motornya. Sehingga hal ini memicu kemarahan MA dan mengajak ketiga rekannya menghabisi nyawa lelaki yang hingga saat ini belum diketahui identitasnya.
“Ini sudah tidak memiliki jiwa kemanusiaan. Kalau saya menyerahkan kepada hukum, untuk ditindak selanjutnya,” kata Iti Octavia Jayabaya di sela penutupan acara Festival Seni Multatuli, di Alun-Alun Rangkasbitung, Sabtu (17/06/2023).
“Saya turut prihatin. Tapi itu tadi, ini sudah di luar nalar dan tidak memiliki rasa kemanusiaan sampai menghilangkan nyawa manusia. Sekarang ini anak-anak kita sudah kriminal ya, jadi saya menyerahkan semuanya pada proses hukum,” Iti menegaskan saat disinggung upaya Pemkab Lebak menyikapi pelakunya masih di bawah umur dan bersekolah.
Kendati demikian, peristiwa memilukan tersebut kata Iti merupakan sebuah tantangan agar bisa menciptakan pendidikan berkarakter yang baik bagi anak-anak. Terlebih, Iti mengungkapkan Kabupaten Lebak sudah memiliki Peraturan Daerah (Perda) Pondok Pesantren, Magrib Mengaji, dan Madrasah Diniyah. Perda tersebut diharapkan bisa kembali dimaksimalkan agar anak-anak remaja di Lebak memiliki karakter yang cukup dalam menjalani kehidupan sebagai generasi yang baik.
“Kriminal meningkat itu pasca Covid ya, Itu menjadi tantangan dan PR kita ke depan, bagaimana mewujudkan pendidikan berkarakter. Salah satunya dengan Perda Pondok Pesantren, Magrib Mengaji, dan Perda Diniyah. Semoga ini bisa menguatkan karakter anak-anak kita dan semoga kriminalitas di Lebak bisa ditekan,” ungkap Iti.
Menurut Iti, tindakan empat anak di bawah umur tersebut di luar nalar. Remaja saat ini rentan dengan tindakan di luar kendali dan cenderung mencoba hal-hal baru. Namun, Iya menyesalkan hal yang baru yang dilakukan keempat remaja tanggung tersebut karena sudah membinasakan nyawa manusia.
“Di usia remaja kan cenderung mencoba hal-hal baru, tapi itu mencoba hal-hal baru bukan berarti dengan menghilangkan nyawa seseorang. Ini udah perbuatan yang tidak dibenarkan, maka sekali lagi saya serahkan semuanya sama hukum. ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, polisi bergerak cepat melakukan identifikasi dan outopsi terhadap jasad tanpa identitas yang ditemukan di Kampung Bayah Tugu, Dewa Bayah Barat, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak. Hasilnya mengejutkan, mayat tersebut rupanya korban pembunuhan dan mirisnya lagi dari empat terterduga pelaku yang diamankan dua diantaranya masih duduk di bangku sekolah dasar.
Kapolres Lebak Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Wiwin Setiawan mengatakan, pengungkapan terhadap penemuan jasad pria yang belum diketahui identitasnya tersebut membuahkan hasil. Satreskrim yang dipimpin langsung Iptu Andy Kurniadi Eka Setyabudi langsung mengamankan orang di bawah umur yang merupakan terduga pelaku.
“Hasil introgasi empat orang terduga pelaku di bawah umur berhasil diamankan, yakni MA (15), AD (14), MI (16) dan HB (13) mengakui perbuatannya. Ke empat terduga pelaku ini dua di antaranya masih duduk di bangku sekolah dasar,” imbuhnya.(mulyana)
Diskusi tentang ini post