SATELITNEWS.COM, SERANG – Para petani di Desa Panosogan, Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang, berharap ladangnya dapat teraliri air dari saluran irigasi induk Pamarayan Barat, dari jalur Bendung Pamarayan. Hal itu dikarenakan, sudah puluhan tahun tidak teraliri air.
Seorang petani, Lalan Sarmento mengatakan, dari luas lahan pertanian di Desa Panosogan 158 hektar, ada sekitar kurang lebih 47 hektar pada 4 blok lokasi lahan tidak terairi maksimal dari irigasi teknis. Sementara ini, petani banyak yang menggunakan pompa air dari Sungai Ciasem.
“Jadi sudah ada 10 tahunan tidak teraliri air secara maksimal. Sementara biaya operasional penggunaan pompa air luar biasa mahal,” kata Lalan, Senin (7/8/2023).
Lalan menuturkan, pihaknya sudah menyampaikan persoalan ini ke Balai Besar Wilayah Sungai Ciujung, Cidanau dan Cidurian, terkait persoalan ini.
Kemudian, melakukan audiensi dengan Ombudsman RI dan dilanjutkan rembug tani, dengan maksud tujuan agar semua pihak saling mengetahui dan memahami permasalahan serta ada solusi terbaik.
“Kami atas nama masyarakat petani harapannya saluran tersier yang sudah rapih, itu bisa teraliri air secara maksimal, sehingga tidak ada lagi lahan pertanian yang dulu lahan teknis menjadi lahan pertanian tadah hujan,” ujarnya.
Menurut Lalan, peran BBWSC3 dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Serang, amat sangat penting terkait irigasi Ciujung ini.
Sedangkan untuk para petani, dalam hal ini hanya sebagai pengguna saja.
“Jadi pintu air yang ke saluran tersiernya kurang naik, Balai juga sudah tahu permasalahan ini. Bagi kami ini lucu, di wilayah Kramatwatu gak ada kekurangan air, sementara kita di hulu yang berdampingan dengan saluran air malah kekurangan air,” pungkasnya. (sidik)
Diskusi tentang ini post