SATELITNEWS.COM, CIPUTAT TIMUR—Pembangunan drainase atau saluran air menyebabkan kemacetan panjang di Jalan Ir Juanda, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan. Macet yang terjadi mulai pagi hingga malam hari ini sudah berlangsung selama tiga pekan.
Dampak kemacetan pun dikeluhkan oleh para pengendara yang melintas. Pasalnya, pengendara roda dua maupun empat di Jalan Ir Juanda bisa terjebak selama berjam-jam akibat menyempitnya ruas jalan. Antrean kendaraan terlibat dari perempatan Kampung Utan tepatnya di depan Kampus UIN Ciputat hingga memasuki wilayah Jakarta Selatan.
“Parah banget. Dari UIN ke Fedex aja bisa dua jam. Itu karena ada proyek galian di depan sana,” ujar Siti Nursopiani, Selasa (29/8).
Akibatnya, jelas Siti, dirinya mau tidak mau harus berangkat kerja lebih awal dari biasanya. Hal tersebut dilakukan lantaran tidak ada jalan lain yang dapat mempersingkat perjalanannya.
“Sekarang habis subuh saya sudah berangkat karena memang kalau tidak bisa telat parah masuk ke kantor,” ucapnya.
“Saya biasa ke kantor dari Ciputat ke Senayan cuma satu jam lebih sedikit. Sekarang harus menempuh 3 jam. Kadang karena sudah telat saya nanti di depan sana naik gojek,” sambungnya.
Alhasil, kata Siti, pengeluaran jauh lebih besar dikarenakan dirinya beralih menggunakan ojek online. “Ongkosnya makin mahal, karena biasanya naik angkot terus sampai kantor ini harus naik ojek online,” kata dia.
Hal senada diungkapkan Bela. Menurutnya kemacetan tersebut harus disikapi dengan serius oleh instansi terkait. Terlebih, perlu adanya perhitungan yang matang agar tidak merugikan pengguna jalan.
“Saya sempat nanya malah, dan pekerja situ bilang proyek Pemerintah Pusat. Kemarin saya lihat ada orang diturunkan dari taksi online akibat macet ini. Kan kasian, harusnya pemerintah lebih cermat dan memberikan solusi jika mau ngebangun sesuatu,” bebernya.
Kasi Pemeliharaan Prasarana Dishub Tangsel Fiqa Pramana menyebutkan, proyek milik pemerintah pusat tersebut memang menjadi penyebab kemacetan. Pasalnya kata Fiqa, ada penyempitan jalur menuju Pasar Jumat Lebak Bulus.
“Memang penyebabnya penyempitan pekerjaan proyek yang menyebabkan penyempitan jalur dari arah Jalan Juanda Ciputat menuju Pasar Jumat Lebak Bulus sehingga berdampak,” jelasnya.
Kata Fiqa, jalur alternatif satu satunya hanya melalui jalan tol Martadinata. Selain itu, tambah dia, tidak ada alternatif lain.
“Ini mah macetnya pagi siang sore. Karena yang tadinya 4 lajur nih, yang bisa difungsikan sekarang menjadi 1 lajur. Jadi berkurang 3 lajur itu kan,” ungkapnya.
Fiqa menyayangkan proyek gorong-gorong itu terlalu banyak memakan ruas jalan. Harusnya, jelas dia, dilakukan secara bertahap agar tidak memakan 3 ruas jalan.
“Mungkin kalau misalkan cara penggaliannya misal tidak mengurangi lajur sebelah mana dulu gitu tidak serta merta tutup semua kan mungkin ada caranya agar kendaraan melintas minimal tidak terlalu signifikan. Minimal 3 jalur bisa dipake. Gantian. Itu kan lumayan vital juga,” ungkap Fiqa.
Fiqa menambahkan, kurang lebih terdapat 25 petugas yang terbagi pada tiga titik untuk membantu memperlancar arus lalu lintas. Mulai dari Jalan Martadinata, Dewi Sartika, dan Ir Juanda.
“Kalau di Tangsel karena memang ada di berapa tiap tiap kalau untuk seluruh petugas ada sekitar 25 petugas. Dari mulai Jalan Martadinata, Jalan Dewi Sartika, Juanda, tiga ruas jalan. Tapi karena memang di hilirnya tidak padat sampai ke hulu antrean,” pungkasnya. (eko)
Diskusi tentang ini post