SATELITNEWS.COM, LEBAK—Harga cabai di Pasar Rangkasbitung hingga saat ini belum turun alias masih terbilang mahal. Berdasarkan catatan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak, cabai oranye dan merah masih mendominasi di angka Rp 92 ribu dan Rp 81 ribu/Kilogramnya dan diikuti cabai merah keriting Rp 79 ribu, cabai rawit hijau Rp 64 ribu. Minimnya pasokan menjadi pemicu tinggi salah satu komoditas pangan tersebut.
Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Disperindag Lebak Yani mengatakan, harga cabai yang saat ini masih tinggi di Pasar Rangkasbitung tidak terlepas minimnya pasokan yang didistribusikan dari luar daerah. Menurut Yani, tidak hanya cabai, sejumlah bahan pokok di Pasar Rangkasbitung juga mengalami kenaikan seperti gula pasir.
“Kenaikan tertinggi masih terjadi pada cabai oranye dan diikuti beberapa jenis cabai lainnya. Dan diikuti beras, gula pasir. Sementara harga telur ayam masih terjadi fluktuasi harga,” kata Yani, Minggu (19/11/2023).
Yani mengungkapkan, dari pantauan Disperindag Lebak, cabai rawit oranye Rp 92 ribu per Kilogram, cabai merah keriting Rp 79 ribu, cabai merah Rp 81 ribu, cabai rawit hijau Rp 64 ribu, beras KW 1 Rp 3.400 ribu per Kilogram, beras KW 2 Rp 12.500 per Kilogram, dan gula pasir Rp 16.500 ribu per Kilogram.
“Saat ini harga cabai sedang naik-naiknya dalam satu bulan terakhir, setelah terjadi kemarau panjang dalam lima bulan terakhir. Akibatnya berdampak pada banyak petani cabai yang gagal panen,” tuturnya.
Kendati demikian, walaupun terbilang mahal dan pasokan mini, sejauh ini pasokan masih aman. Artinya, dampak kenaikan ini warga tidak kesulitan untuk mendapatkan cabai oranye yang dikenal dengan pedas nya. “Kita terus pantau perkembangan ya ya semoga petani tidak mengalami gagal panen sehingga pasokan bisa kembali melimpah dan harga bisa normal kembali,” imbuhnya.
Salah seorang pedagang bumbu dapur di Pasar Rangkasbitung, Nuraeni mengatakan, dampak tingginya harga cabai kerap dikeluhkan oleh pembeli khususnya bagi pedagang sayur keliling. Katanya, tidak hanya mereka (pedagang keliling) dirinya pun mengeluhkan karena harus menambah modal. “Karena lagi ada musim pancaroba ya, jadi harga cabainya mahal. Jadi sedang mahal terus naik. Kalau memberatkan ya memberatkan karena harus menambah modal,” kata Nur.
Ditambahkannya, jika pasokan dari petani normal maka harga akan kembali stabil seperti semula. Sementara saat ini pasokan masih belum normal. “Kalau sekarang masih mahal, semoga kedepannya bisa stabil ya. Bukan hanya pembeli yang ngeluh kita juga sebagai pendagang kesulitan juga,” tandasnya. (mulyana)
Diskusi tentang ini post