SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Seorang balita berinisial I (4) di Kelurahan Babakan, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang mengalami penganiayaan oleh ibu sambungnya hingga mengalami luka dan memar di sekujur tubuhnya. Sang ibu beralasan dirinya tega melakukan kekerasan terhadap anak tirinya lantaran faktor ekonomi.
Ketua RT 05 /RW 03 Kelurahan Babakan, Bowo Prayitno mengatakan dirinya beberapa hari yang lalu mendapatkan kiriman video dari warga setempat melalui WhatssApp grup yang menampilkan I telah dianiyaya oleh ibu sambungnya. “Awalnya warga melihat anak itu sedang menangis dan melihat di tubuhnya itu penuh luka kemudian divideokan oleh warga lalu dikirim ke grup WA RT,”ungkapnya, Senin (20/11/2023).
Kemudian, lanjut Bowo, ada salah satu warga yang memviralkan video tersebut di media sosial. Kemudian postingan video itu pun mendapatkan perhatian oleh seorang Youtuber bernama Pratiwi Noviyanti.
“Lalu si Novi ini didampingi oleh Komnas Perlindungan Anak, kemarin ke rumah korban dan membawa I ke rumah sakit untuk dilakukan visum,”ucapnya. “Terus abis dari rumah sakit itu, I dibawa ke Rumah Aman Komnas Perlindungan Anak,”sambungnya.
Sementara, Pjs Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak Lia Latifah mengatakan pihaknya yang mendapatkan laporan tersebut lalu mengambil tindakan cepat untuk membawa I ke Rumah Aman Komnas Perlindungan Anak.”Jadi kemarin kita dapet informasi jam 10.00 WIB pagi, lalu jam 12.00 WIB siang langsung kita evakuasi, terus kemudian I kita langsung bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis dan sampai hari ini ada di Rumah Aman Komnas Perlindungan Anak,”terangnya, Senin (20/11/2023).
Kemudian pihaknya lalu melakukan mediasi dengan mempertemukan korban dengan pelaku yang berinisial R di kediaman Ketua RT 5 RW 3 Kelurahan Babakan, Kecamatan Tangerang. “Hari ini kita datang ke sini untuk bertemu dengan orang tua korban, langkah cepat yang kami lakukan agar masalah ini bisa terselesaikan dengan cepat,”ucapnya.
Kata Lia, mediasi itu bertujuan supaya pihaknya mengetahui apa yang melatarbelakangi pelaku sehingga melakukan kekerasan terhadap anaknya. “Berdasarkan keterangan pelaku, dirinya melakukan tindakan tersebut lantaran faktor ekonomi dan kurangnya komunikasi dengan suaminya,”Kata Lia.
“Kemudian anaknya ini nggak cuma satu ya, anaknya banyak. Jadi kayaknya ada tekanan-tekanan sehingga dampaknya dilampiaskan ke anaknya,”sambungnya. Menurutnya yang didapat dari keterangan korban, pelaku kerap kali melakukan penganiyaan tersebut kepada korban. Sehingga korban mengalami luka dan memar di sekujur tubuhnya. Seperti luka bekas cakaran di bagian punggung dan paha. Lalu di bagian wajah dan dada mengalami luka memar.
“Luka-lukanya itu yang kami lihat ada di sekujur tubuhnya. Jadi memang ada luka cakaran, terus kemudian ada luka cubitan, luka memar juga ada. Itu di bagian dada, bagian punggung, paha dan ada di wajah yang agak menghitam,”sebutnya.
Lanjut Lia, menurut keterangan korban, memar di bagian wajah lantaran telah dibenturkan oleh pelaku ke lantai. Namun berdasarkan keterangan pelaku, luka memar di bagian wajah korban karena jatuh. “Ada perbedaan keterangan dari korban dengan pelaku, namun kalau kita tanya kepada korban, jawabannya selalu sama dan konsisten,”jelasnya.
Lia menjelaskan bahwa kondisi korban saat ini sudah lumayan baik dari sebelumnya. Meskipun begitu, korban diduga mengalami trauma psikis yang begitu mendalam. “Rencana ke depannya kita akan dampingi dengan psikolog karena dari psikisnya kita belum ambil tindakan lebih lanjut,”imbuhnya.
Pada saat mediasi berlangsung, pihaknya sempat bertanya kepada korban terkait mau tidaknya korban untuk kembali pulang. Lalu korban pun menjawab tidak mau sambil mengeluarkan air mata. “Ketika kita tanya mau pulang kerumah atau tidak, dia jawab tidak mau, katanya tetap mau di Rumah Aman,”ucapnya.
Dirinya mengingatkan kepada pelaku agar tidak mengulangi perbuatan tersebut. Apabila pelaku mengulangi hal tersebut, pihak Komnas Perlindungan Anak akan mengambil tindakan hukum agar tidak kembali terjadi di kemudian hari. (mg05)
Diskusi tentang ini post